Jasa Pindahan Rumah Laris, Ada Kaitan Dengan KDRT?
Dr Sullivan mengatakan pekerjaan yang berhubungan dengan pencegahan kekerasan dalam rumah tangga perlu digandakan pada masa pandemi virus corona.
Meminta bantuan dapat memperburuk keadaan
Sebuah survei yang dilakukan baru-baru ini oleh Centre for Women mengindikasikan peningkatan insiden kekerasan di seluruh Queensland.
CEO Center Stacey Ross mengatakan, survei yang dikirim ke pekerja yang menangani kasus kekerasan rumah tangga menemukan peningkatan 20 persen dalam insiden kekerasan keluarga terkait tekanan keuangan akibat COVID-19.
Photo: CEO Centre for Women, Stacey Ross, mengatakan penggunaan telepon untuk meminta bantuan membahayakan perempuan yang terjebak dalam situasi KDRT. (Baz Ruddick)
"Data juga menunjukkan, tingkat kekerasan dan keparahan naik hampir 40 persen," kata Stacey.
"Kami saat ini sedang merencanakan strategi secara internal bagaimana kami bisa memenuhi permintaan setelah sejumlah aturan pembatasan dilonggarkan."
Bulan lalu, Pemerintah Federal Australia menyuntikkan A$150 juta ke layanan kekerasan dalam rumah tangga, setelah data pencarian di internet seputar bantuan KDRT menunjukkan kenaikan tertinggi dalam lima tahun terakhir.
"Pelaku mungkin melacak ke mana mereka pergi, apa yang mereka lakukan, jadi jika seseorang terjebak di rumah dan mereka tidak dapat menelepon dengan aman, mereka tidak dapat terjangkau [oleh layanan bantuan]," kata Stacey.
Ketika penyedia jasa pindah rumah, John Siaki, menyaksikan seorang pria memukuli istrinya, dia sangat terkejut sehingga merasa perlu melakukan sesuatu
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Seorang Ibu Kaget Saat Terbangun, Sang Suami Sedang Mencekik Anaknya
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Prahara Rumah Tangga Berujung Petaka, CH Lukai Istri dengan Parang Agar Terlihat Jelek
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia