Jasad Bayi Ditahan di RSUD Gara-gara si Ortu tak Mampu Bayar

Jasad Bayi Ditahan di RSUD Gara-gara si Ortu tak Mampu Bayar
Maksi Nubatonis dan istrinya Agustina Kause didampingi anak sulung mereka, mengisahkan kejadian yang dialami ketika anak mereka dirawat di RSUD SoE. Foto: YOPI TAPENU/TIMOR EXPRESS

Namun tagihan itu baru akan dibayar setelah mereka memakamkan jasad anaknya dan mencari uang untuk melunasi biaya itu.

"Waktu saya bilang, petugas bilang terus siapa yang nanti tanggung yang lainya,"ungkap Agustina mengulangi perkataan petugas RSUD SoE itu, ketika dijumpai di rumah duka di RT 02/RW 01, dusun A, Desa Oebaki, Kecamatan Noebeba, Jumat (16/12).

Karena tidak bisa melunasi biaya administrasi itu,  petugas mengunci pintu ruang rawat Melati. Otomatis mereka tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Sang ibu hanya bisa menggendong bayi mungil itu dalam ruang yang dikunci, sembari terus menatap ke arah pintu. Seandainya ada pihak yang tergerak hatinya, membuka pintu itu dan bisa melunasi biaya perawatan, tentu dia sangat terbantu.

Sesekali dia menatap bayinya yang dibungkus kain dan didekapnya erat. Bayi itu diam, sekujur tubuhnya sudah mulai dingin. Dia baru saja meninggal dunia.

Dia kian bingung, suaminya Maksi Nubatonis keluar mencari uang entah kemana, dan tak kunjung kembali.

Niatnya cuma satu, dia ingin pulang, ingin mengurus jasad bayinya itu. Bayi yang dijaganya selama sembilan bulan dalam rahimnya dan dua bulan setelah dilahirkan.

Karena bingung entah bagaimana caranya mendapatkan uang, ia mengaku melupakan rasa sedih yang seharusnya dia alami.

PASANGAN suami istri, Maksi Nubatonis dan Agustina Kause, merasakan pedihnya perlakuan manajemen rumah sakit yang bagi mereka, jauh dari perikemanusiaan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News