Jasad Tak Utuh Di Jurang Berbentuk V

Identifikasi DNA Butuh Dua Minggu

Jasad Tak Utuh Di Jurang Berbentuk V
Turut Berduka:Siswa-siswi SD dan SMP Ta'miriyah Surabaya mengheningkan cipta dan meletakkan karangan bunga pada replika pesawat dan foto korban Sukhoi superjet 100 usai Sholat Jumat (11/5). Foto: Dite Surendra/Jawa Pos
Ketua Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kombes Anton Castilani menjelaskan, meskipun sudah ada 12 kantong jenazah atau cadaver, belum tentu ada 12 jasad di kantong itu. "Bisa saja lebih, bisa juga kurang," katanya.

Itu karena, potongan tubuh yang diduga tidak utuh harus dicek dulu sesuai data antemortem (sebelum kematian) yang sudah disetor keluarga korban. "Satu kantong jenazah itu bisa saja  30 jasad," katanya. Meskipun sudah menerima laporan dari lapangan langsung, Anton menolak menjelaskan secara detail kondisi korban. "Tunggu identifikasi saja," katanya.

Untuk tes DNA satu sampel butuh waktu dua minggu. Laboratorium DNA Polri bisa memeriksa 96 sampel sekaligus dalam satu waktu. "Semoga saja kondisinya baik," kata Anton. Dia juga sudah menerima data-data antemortem berupa sisa rambut, bekas sikat gigi, bahkan sampel lipstick dari para keluarga korban. "Itu sangat berguna sekali," katanya.

Dari barang-barang sehari-hari itulah sampel DNA diambil lalu nanti dicocokkan. "Kalau yang teridentifikasi secara fisik, misalnya bentuk giginya, ya tidak perlu tes DNA," katanya.

JAKARTA---Innalillahi ! Ucapan itu langsung terlontar dari mulut Sikun Hadi Sunarto saat televisi mengumumkan penemuan jasad pertama kali oleh tim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News