Jason Crow

Oleh Dahlan Iskan

Jason Crow
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Sekitar 15 menit kemudian petugas menginformasikan bahwa pasukan khusus SWAT (satuan khusus taktik dan senjata) dalam perjalanan ke Capitol.

Pasukan itu berhasil menyingkap demonstran sehingga terbentuk jalan keluar dari ruang sidang. Namun satuan SWAT tidak bisa memastikan berapa lama bisa mempertahankan singkapan manusia itu.

Satuan itulah yang membuka pintu dan minta seluruh orang yang ada di ruang sidang untuk keluar. Saya keluar yang terakhir. Saya harus memastikan tidak ada lagi yang tertinggal.

Saat keluar inilah saya melihat satuan SWAT memosisikan diri seperti pagar koridor. Sebagian personel satuan itu dalam posisi menindih badan demonstran agar tidak bisa berdiri.

Jeritan dan teriakan bersahutan. Kami bergegas melewati koridor SWAT itu. Menuju lorong gedung. Lalu mencapai tempat yang aman.

Suasananya sangat mengerikan. Saya sudah pernah melihat kerusuhan. Saya menyaksikan kerusuhan di Iraq dan Afghanistan. Saat saya dinas di militer.

Saya tahu apa saja yang mampu mereka lakukan, tetapi yang di Capitol ini sungguh mengerikan. Inilah untuk pertama kalinya selama 15 tahun terakhir saya merasa takut.

Beberapa kali saya bertanya pada diri sendiri. Apa yang membedakan ini dengan pertempuran. Saya sudah mengalami jenis pertempuran yang berat. Di Iraq dan Afghanistan, tetapi ini sangat berbeda.

Ia masih cukup muda, 41 tahun, tetapi pensiunan militer. Kesatuannya: Ranger. Pangkatnya: kapten. Pengalaman perangnya: Iraq dan Afghanistan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News