Jatim Tolak Jadi Pintu Masuk Impor
Kamis, 09 Februari 2012 – 10:54 WIB
JAKARTA - Pemerintah provinsi Jawa Timur menolak penetapan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, menjadi pintu masuk buah dan sayur impor. Keputusan yang dituang dalam SK Menteri Pertanian tersebut dikhawatirkan akan mengganggu pertumbuhan di Jatim. Kerawanan itu diantaranya, lanjut dia, dipicu dari potensi munculnya dampak tidak langsung terhadap petani karena membanjirnya buah dan sayuran impor. Mulai dari potensi munculnya hama baru hingga penurunan indeks nilai tukar petani (NTP) di Jatim. Saat ini, NTP di Jatim sudah mencapai 108 lebih. Di atas NTP nasional yang mencapai 107,7. "Seharusnya kan ditempatkan di wilayah yang bukan sentra, bukan di Jatim, karena akan menganggu sekor yang sudah ada" imbuhnya.
"Itu akan menganggu suasana kondusif yang sudah ada sekarang," tegas Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf, di sela rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR di Jakarta, Rabu (8/2). Dia menyatakan, sebagai sentra hortikultura, tidak sepantasnya Jatim dijadikan pintu masuk sayur dan buah impor.
Hal tersebut, menurut dia, bisa merusak konstelasi hortikultura Jatim. "Kalau tetap menaruh di sana jadinya agak rawan, kami minta pemerintah meninjau ulang," tandasnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Pemerintah provinsi Jawa Timur menolak penetapan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, menjadi pintu masuk buah dan sayur impor. Keputusan
BERITA TERKAIT
- Indofood Berbagi Inspirasi Bisnis dan Kreasi Kuliner di SIAL Interfood 2024
- Harga Emas Antam Hari Ini Jumat 15 November 2024 Naik Tipis, Berikut Perinciannya
- BRI Insurance Perkuat Keberlanjutan Usaha & Peningkatan Ekonomi Pesantren
- Perkuat Kolaborasi, Kemendagri Tekankan Pentingnya Sinergi Daerah untuk Kelola Opsen Pajak
- Pelindo Dorong Ekonomi Pesisir lewat Pelatihan Pemasaran di BUMMas Kampung Bahari
- Percepat Hapus Kemiskinan, PNM Raih Penghargaan dari Kemenko PMK