Jatim Tolak Jadi Pintu Masuk Impor
Kamis, 09 Februari 2012 – 10:54 WIB
Gus Ipul "sapaan akrab Saifullah Yusuf- lantas membeber, kalau selama ini, Jatim telah berkontribusi sebesar 30 persen dari total kebutuhan hortikultura nasional. Produk hortikultura andalan, diantaranya, cabe rawit (28 persen), belimbing dan mangga (32 persen). "Terus terang, petani di Jatim resah, dan sudah banyak yang menyampaikannya ke gubernur," tandasnya.
Dia menambahkan, kalau penolakan Jatim menjadi pintu masuk impor hortikultura itu bukan berarti provinsinya menentang kenyataan adanya pasar bebas. "Tapi pasar bebas bukan untuk
Permintaan Jatim tersebut mendapat dukungan kalangan dewan. Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Soebagyo juga menilai, bahwa pelabuhan yang digunakan sebagai pintu impor seharusnya di daerah yang bukan sentra hortikultura.
Selain itu, dia juga menegaskan, bahwa kebijakan impor hortikultura harus tetap melalui sejumlah pembatasan. Diantaranya, impor tidak boleh dilakukan saat musim panen. "Pemerintah harus mau meninjau ulang lah," kata politisi Partai Golkar tersebut.
JAKARTA - Pemerintah provinsi Jawa Timur menolak penetapan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, menjadi pintu masuk buah dan sayur impor. Keputusan
BERITA TERKAIT
- PPN Naik 12 Persen, Jauh Lebih Tinggi Dibanding Negara ASEAN Lain
- Waspada, Gubernur BI Sebut Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Meningkat
- Kolaborasi Bank Mandiri dengan K3MART demi Memanjakan Pelanggan
- Bea Cukai Resmikan Pemberlakuan 10 Alat Pemindai Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok
- Yamaha Spill Tipis-Tipis Konsep Motor Terbarunya, Siap Terabas Gaya Hidupmu
- Sustain Sebut Peningkatan Pungutan Batu Bara Bisa Dialokasikan untuk Transisi Energi