Jatuh Bangun Mengejar Beasiswa ke Australia

Dimulai dengan Australian Leadership Awards (ALA) yang saya incar. Kemudian mendapat informasi bahwa ada Endeavour Awards (EA) yang bisa juga dijajal karena saya sudah dapat LoA dari Curtin.
Setelah mengunduh aplikasi ALA, rupanya sudah tidak sempat saya memenuhi persyaratannya, karena batas waktunya sudah lewat.
Kemudian banting stir membuka informasi EA dan ternyata masih ada waktu yang cukup menurut saya. Agak kebangetan juga saya, terlalu banyak keinginan.
Sempat mengintip Chevening (UK) dan Fulbright (US) karena mendapat masukan dari teman untuk mempertimbangkan negara selain Australia.
Setelah mengintip aplikasinya, sempat bingung juga karena adanya perbedaan style bahasa dan aplikasi.
Karena itu saya berputar haluan lagi untuk mencari beasiswa Australia dan mengincar Australian Development Scholarship (ADS) yang cukup sering saya dengar.
Saya kirimkan berkas aplikasi saya ke kantor ADS/APS karena persyaratannya masih bisa saya penuhi dan batas pengumpulan aplikasinya lebih cepat ketimbang EA.
Kejatuhan saya yang pertama adalah ketika saya tidak bisa mengumpulkan aplikasi ke EA yang serba online karena kekurangan waktu.
Mendapat beasiswa untuk belajar ke luar negeri bukan hal yang gampang. Diperlukan tekad, persiapan, dan berbagai hal lain, seperti yang dialami oleh
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya