Jatuh Bangun Mengejar Beasiswa ke Australia
Dimulai dengan Australian Leadership Awards (ALA) yang saya incar. Kemudian mendapat informasi bahwa ada Endeavour Awards (EA) yang bisa juga dijajal karena saya sudah dapat LoA dari Curtin.
Setelah mengunduh aplikasi ALA, rupanya sudah tidak sempat saya memenuhi persyaratannya, karena batas waktunya sudah lewat.
Kemudian banting stir membuka informasi EA dan ternyata masih ada waktu yang cukup menurut saya. Agak kebangetan juga saya, terlalu banyak keinginan.
Sempat mengintip Chevening (UK) dan Fulbright (US) karena mendapat masukan dari teman untuk mempertimbangkan negara selain Australia.
Setelah mengintip aplikasinya, sempat bingung juga karena adanya perbedaan style bahasa dan aplikasi.
Karena itu saya berputar haluan lagi untuk mencari beasiswa Australia dan mengincar Australian Development Scholarship (ADS) yang cukup sering saya dengar.
Saya kirimkan berkas aplikasi saya ke kantor ADS/APS karena persyaratannya masih bisa saya penuhi dan batas pengumpulan aplikasinya lebih cepat ketimbang EA.
Kejatuhan saya yang pertama adalah ketika saya tidak bisa mengumpulkan aplikasi ke EA yang serba online karena kekurangan waktu.
Mendapat beasiswa untuk belajar ke luar negeri bukan hal yang gampang. Diperlukan tekad, persiapan, dan berbagai hal lain, seperti yang dialami oleh
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat
- Jakarta Punya Masalah Kucing Liar, Penuntasannya Dilakukan Diam-diam
- Dunia Hari Ini: Ada Banyak Pertanyaan Soal Kecelakaan Pesawat Jeju Air