Jatuh Bangun Tim BPPT Mewujudkan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA)
Tak Ingin Kecewakan sang Pencipta Cetak Biru
Jumat, 24 Mei 2013 – 06:30 WIB
Sayang, karena berbagai keterbatasan di BPPT kala itu, Said memutuskan untuk menggandeng pihak swasta guna mengembangkan PUNA. Bahkan, krisis ekonomi dan kondisi politik pascareformasi sempat membuat proyek tersebut mandek. Baru pada akhir 2004 pengembangan PUNA dilakukan lagi.
Selama dua tahun Said dan timnya berkonsentrasi mengembangkan struktur ringan. Sejumlah uji coba pun dilakukan dan berakhir dengan kegagalan. Setelah ditelusuri, penyebabnya adalah bobot pesawat yang terlalu berat. Setidaknya, ada dua prototipe pesawat yang gagal diuji coba meski berkali-kali dilakukan penyesuaian.
Rupanya, selama ini para ilmuwan pengembang PUNA menyamakan struktur pesawat tersebut dengan pesawat komersial. Tidak heran bila PUNA kelebihan berat badan dan gagal diterbangkan. Meski begitu, mereka pantang menyerah. Berbagai uji coba pun dilakukan lagi untuk menciptakan pesawat yang layak terbang. Maka, lahirlah prototipe ketiga yang mampu terbang.
Setelah Said diangkat sebagai kepala BPPT pada 2006, pucuk pimpinan proyek PUNA diserahkan kepada Joko Purwono. Dia lalu merekrut para sarjana teknik dari berbagai universitas untuk bergabung di tim ini. Di antara mereka terdapat beberapa profesor, tapi juga ada sejumlah sarjana fresh graduate. Bahkan, ada pula sarjana seni rupa yang masuk dalam tim tersebut. Sejak itu Joko dan timnya mulai mengembangkan konfigurasi PUNA.
DUNIA dirgantara Indonesia terus menebarkan optimisme. Setelah PT Dirgantara Indonesia (DI) kebanjiran pesanan helikopter militer, Badan Pengkajian
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408