Jauh Panggang dari Api, RPJMN Jokowi Berpotensi jadi Pepesan Kosong
jpnn.com - JAKARTA - Peneliti senior dari Center Of Reform on Economics (Core) Indonesia, M Faisal menyarankan Presiden Joko Widodo merevisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Alasannya menurut Faisal, dalam RPJMN tersebut tidak jelas antara agenda dan sektor prioritas dengan sasaran dan target.
"Subtansi RPJMN 2015-2019 masih buruk. Contohnya, soal mewujudkan kedaulatan energi yang sering diumbar pemerintah Jokowi. Tapi faktanya di RPJMN defisit migas semakin membengkak," kata Faisal, dalam diskusi "Menakar Perubahan dari RPJMN 2015-2019" di Jakarta, Rabu (21/1).
Jika dibanding dengan sembilan agenda prioritas Jokowi-JK (Nawa Cita), RPJMN Jokowi kata Faisal, jauh panggang dari api, karena sinergi RAPBN-P dengan RPJMN dikaitkan dengan kedaulatan energi sangat kontradiktif.
"Kedaulatan energi digadang-gadang, tapi begitu masuk ke sasaran target kebijakan, impor migas masih tinggi. Bahkan pembangunan kilang minyak tidak dibahas," ungkap Faisal.
Sementara negara lain yang tidak punya tambang minyak seperti Singapura kata Faisal, memperbanyak pembangunan instalasi kilang minyak. "Jika RPJMN Jokowi tersebut tidak direvisi, kedaulatan energi yang dijanjikan Jokowi hanyalah pepesan kosong," pungkas Faisal. (fas/jpnn)
JAKARTA - Peneliti senior dari Center Of Reform on Economics (Core) Indonesia, M Faisal menyarankan Presiden Joko Widodo merevisi Rencana Pembangunan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kasus Kematian Dokter Aulia Risma, Polda Jateng: Tersangka Berpotensi Bertambah
- Karyawan PT Sritex Bakal Demo di Jakarta, Sebut Nama Prabowo
- Presiden Diminta Benahi Penegakan Hukum Menyusul Kasus yang Dialami Alex Denni
- Bea Cukai dan Kejari Parepare Wujudkan Sinergi Pengawasan Lewat Kegiatan Ini
- 15 Kapal Nelayan Terbakar, Prajurit TNI AL Bergerak Cepat
- Kebakaran di Klender, 13 Rumah Kontrakan Hangus Terbakar