Jawa-Non Jawa, Jalan Panjang

Jawa-Non Jawa, Jalan Panjang
Jawa-Non Jawa, Jalan Panjang
KITA seolah-olah telah keluar dari “nasionalisme malu-malu, ketika Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf “JK” Kalla mengomentari wacana duet kepemimpinan nasional dari Jawa dan luar Jawa pada Pilpres 2009. Wajar tapi tidak mutlak, kata JK. “Kepemimpinan itu soal kapabilitas dan elektabilitas. Siapa pun yang muncul tak masalah."

Ucapan JK yang ditirukan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Izzul Muslimin setelah bertemu Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (24/2), lalu menyinggung kemenangan Barack Obama sebagai Presiden ke-44 Amerika Serikat. Barack Obama mungkin sebelumnya tidak mungkin, tapi sekarang menjadi sesuatu yang mungkin, karena king makernya adalah rakyat.

Kita yang bukan orang Amerika pun lalu mencoba membuat konfigurasi duet capres-cawapres menjelang Pipres 2009. Duet pertama adalah JK dan Hidayat Nurwahid, jelas ini NonJawa dan Jawa. Duet kedua, SBY-Akbar Tandjung, hanya dibalik menjadi Jawa-NonJawa. Lalu, Megawati-Srisultan HB X, wah ini Jawa dan Jawa, meski di tubuh Mega mengalir darah Bengkulu dan Bali.

Duet di atas hanya pengandaian, karena semuanya akan pasti setelah Pemilu DPR. Bahkan, masih ada kemungkinan duet lain. Misalnya, Prabowo dengan Rizal Ramli, yang Jawa-NonJawa, atau Wiranto dengan tokoh asal luar Jawa, seperti Din Syamsudin atau tokoh lainnya.

KITA seolah-olah telah keluar dari “nasionalisme malu-malu, ketika Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf “JK” Kalla mengomentari wacana

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News