Jawab Pertanyaan Mulan Jameela, Dirut PLN: Kami Sedang Menunggu dengan Berdebar-debar
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini menjawab pertanyaan anggota Komisi VII DPR Mulan Jameela saat rapat dengar pendapat (RDP) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (25/8).
Mulan sebelumnya menyinggung utang PLN dan kesanggupan menyediakan listrik nasional tanpa harus menaikkan tarif.
"Mengenai utang kami, utang jangka panjang hampir Rp530 triliun, utang jangka pendek Rp150 triliun kami sangat paham mengenai itu," kata Zaini dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suprawoto itu.
Peraih gelar MBA dari Universitas Washington, itu mengatakan memang di situasi Covid-19 ini, komitmen PLN adalah menjaga agar sustainability keuangan terjaga dengan baik.
"Dan insyaallah, dengan bantuan bapak-bapak dan juga departemen keuangan (kementerian keuangan), maka paling tidak sampai akhir Desember ini sustainability dari keuangan PLN akan terjaga," kata dia.
Mantan Komisaris Independen BNI itu mengatakan dari Rp 45 triliun utang pemerintah kepada PLN, yang sudah dibayar Rp 7 triliun.
Dia mengaku sudah mendapatkan janji dari pemerintah bahwa sisa Rp 38 triliun mudah-mudahan di akhir Agustus atau awal September ini akan dibayar pemerintah.
"Kami sedang menunggu dengan berdebar-debar. Kami sudah dapat janji sebelum akhir Agustus ini dibayar. Mudah-mudahan demikian," tambahnya.
Zulkifli Zaini menjawab Mulan Jameela soal utang PLN. Zulkifli mengaku menunggu dengan berdeba-debar kepastian pemerintah membayar sisa utang kepada PLN.
- Peringati Hari Disabilitas Internasional, PLN Gandeng Alunjiva Gelar Synergy Fest 2024
- YLKI: Diskon Listrik 50% Beri Manfaat untuk Daya Beli dan Pemulihan Ekonomi Masyarakat
- PLN IP Topang Kebutuhan Listrik Maluku Saat Nataru, Menteri ESDM Bilang Begini
- Pemerintah, PLN dan IPP Bersinergi Wujudkan Kemandirian Energi Nasional
- Pemerintah Berikan Diskon Listrik 50 Persen, Momentum Perkuat Daya Beli Masyarakat
- Penuhi Kebutuhan Nataru, PLN Indonesia Power Siapkan Ribuan Personil Siaga