Jawaban Muslim Pro Atas Tuduhan Menjual Data Pengguna ke Militer Amerika Serikat
Militer AS telah mengonfirmasi laporan soal pembelian data lokasi tersebut.
Photo: Laporan terbaru soal Muslim Pro menjadi bukti lain jika data pribadi di aplikasi telah diperjualbelikan oleh sejumlah perusahaan untuk berbagai kepentingan. (ABC: Four Corners)
"Akses kita ke perangkat lunak digunakan untuk mendukung persyaratan misi Pasukan Operasi Khusus di luar negeri. Kami secara ketat mematuhi prosedur dan kebijakan yang ditetapkan untuk melindungi privasi, kebebasan sipil, hak konstitusional, dan hukum warga negara Amerika Serikat," demikian pernyataan Tim Hawkins, juru bicara Komando Operasi Khusus militer AS
Data ini kemudian dijual ke perusahaan yang memperjualbelikan data lokasi, seperti X-Mode yang diketahui telah melacak 25 juta ponsel dan perangkat lainnya di Amerika Serikat setiap bulannya, serta 40 juta lainnya di kawasan Eropa, Amerika Latin, dan kawasan Asia Pasifik.
X-Mode kemudian menjualnya kepada salah satu kontraktor yang membutuhkannya, salah satunya adalah militer Amerika Serikat.
Pengembang aplikasi Muslim Pro telah menyebut laporan tersebut "keliru dan tidak benar".
Dalam pernyataannya Muslim Pro juga mengatakan telah meluncurkan penyelidikan internal dan meninjau kembali kebijakan pengelolaan data untuk memastikan data pengguna aplikasinya sesuai dengan syarat yang tercantum di aplikasi mereka.
"Terlepas dari itu, kami telah memutuskan untuk menghentikan hubungan kami dengan semua partner data, termasuk X-Mode, yang akan segera diberlakukan."
Pengembang aplikasi Muslim Pro telah membantah laporan yang menyebutkan data personal pengguna aplikasinya telah dijual ke militer Amerika Serikat
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan