JB Foods Bayar Tebusan Ratusan Miliar Rupiah Untuk Hentikan Serangan Siber
Perusahaan global yang bergerak dalam pemrosesan daging, yakni JBS Foods, mengaku telah membayar uang tebusan senilai Rp156 miliar kepada geng peretas yang melumpuhkan operasi perusahaan tersebut selama lima hari di seluruh dunia, termasuk di Australia.
Perusahaan itu mengatakan membayar uang untuk mencegah hal-hal yang tidak diiinginkan akibat peretasan, selain juga memastikan tidak ada data yang dicuri dari sistem operasi mereka.
"Ini adalah keputusan sangat sulit yang harus dibuat untuk perusahaan dan untuk saya secara pribadi," kata Direktur Eksekutif JBS USA Andre Nogueira.
"Namun kami merasa keputusan harus dibuat untuk mencegah adanya potensi risiko bagi pelanggan kami."
Pernyataan dari perusahaan itu menggarisbawahi penilaian Biro Penyelidik Federal (FBI) bahwa kelompok kriminal ini adalah "satu dari kelompok kriminal siber paling canggih di dunia".
Uang tebusan itu dibayarkan dalam bentuk Bitcoin.
"Preseden yang berbahaya"
Dalam reaksinya, seorang analis pasar di Australia, Matt Dalgleish dari perusahaan Thomas Elder Markets mengatakan dia terkejut dengan pengumuman JBS Foods.
"Fakta bahwa A: Mereka membayar tebusan, dan B: Mereka mengakuinya sangatlah mengejutkan, namun saya kira sekarang sudah jadi hal biasa dan mereka tidak punya banyak pilihan," katanya.
Perusahan pemrosesan daging mengaku telah membayar tebusan ratusan miliar rupiah dalam bentuk bitcoin untuk hentikan serangan peretasan
- Utak-Atik Anggaran, Maju-Mundur Ibu Kota Nusantara
- Dunia Hari Ini: Presiden Trump Mau Mendeportasi Mahasiswa yang Ikut Unjuk Rasa Pro-Palestina
- Dunia Hari Ini: Pesawat Air Busan Terbakar di Bandara Internasional Gimhae
- Dunia Hari Ini: Delapan Sandera Dalam Daftar Pembebasan Hamas Telah Tewas
- Kenapa 26 Januari Jadi Tanggal Kontroversial di Australia?
- Dunia Hari Ini: COVID Kemungkinan Besar Berasal dari Laboratorium