Jebakan Kekerasan Atas Wanita Indonesia yang Menikahi Pria Australia

"Mereka sangat rentan karena banyak dari mereka masih belajar bahasa Inggris [dan] mereka tidak mengetahui hak-hak mereka di Australia.
"Banyak dari mereka tidak dapat mengakses telepon atau internet, dan mereka tidak sadar bagaimana mencari pertolongan untuk mengeluarkan mereka dari situasi yang mereka hadapi."

Era baru 'pengantin pesanan lewat pos'
Selama beberapa dekade, wanita dari negara-negara berkembang banyak pindah ke negara-negara kaya seperti Australia dan Amerika Serikat, seringkali dalam pengaturan yang saling menguntungkan.
Menurut Departemen Dalam Negeri, antara 3.000 - 7.000 orang pindah ke Australia dengan visa "Prospective Marriage" setiap tahun.

Sejak 2010, jumlah terbesar adalah wanita dari Filipina, Vietnam, China, Kamboja dan Thailand.
Charlie Morton, yang mengelola situs kencan "International Love Scout", mengatakan stereotip "pengantin pesanan" itu tidak adil.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya