Jebakan Tiga Periode Presiden Jokowi

Oleh: Wempy Hadir - Direktur Eksekutif Surveylink Indonesia

Jebakan Tiga Periode Presiden Jokowi
Direktur Eksekutif Surveylink Indonesia Wempy Hadir. Foto: Dokumentasi pribadi

Akibatnya adalah Soekarno dilengserkan karena dianggap tidak berhasil dalam mengatasi persoalan bangsa saat itu.

Akhirnya tidak terjadi proses transisi yang normal. Apa yang terjadi pada era Soekarno menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia bahwa masa jabatan presiden perlu dibatasi. Maka pada era Presiden Soeharto, masa jabatan presiden lima tahun untuk satu periode. Seorang presiden boleh dipilih kembali pada periode berikutnya.

Sayang sekali, harapan terjadinya pembatasan kekuasaan pada era Soeharto tidak terjadi. Malah lebih parah karena Soeharto berkuasa lebih dari tiga puluh tahun. Dengan demikian, tidak terjadi proses kaderisasi kekuasaan selama periode tersebut.

Hegemoni politik dan ekonomi sangat kental. Bahkan lebih parah lagi, era Soeharto bisa dibilang sebagai masa kelam (dark age) bangsa Indonesia. Para kroni Soeharto menikmati dampak ekonomi, politik dan sosial dari kekuasaannya selama tiga puluh tahun lebih. Sementara mayoritas masyarakat hidup dalam kemiskinan dan tidak berdaya.  

Apa yang terjadi pada Soekarno, Soeharto dan Jokowi mempunyai kemiripan. Pada awalnya Soekarno mendapatkan dukungan dari kekuatan politik saat itu, sehingga dekrit presiden tidak mendapatkan perlawanan yang berarti.

Akan tetapi Soekarno dijatuhkan secara politik pula. Hal serupa juga terjadi pada Soeharto, elite politik pada saat itu mendukung penuh Soeharto untuk menjadi presiden bahkan terpilih terus dalam beberapa kali pemilu.

Namun pada akhirnya kekuatan politik dan gerakan massa juga yang menghakimi Soeharto dan lengser secara tidak hormat dari kursi kekuasaan. Dua tokoh besar tersebut harus berakhir dari kekuasaan dengan cara hard landing.

Saya khawatir nasib yang sama akan dialami oleh Pak Jokowi jika wacana jabatan presiden tiga periode diamini oleh kekuatan politik saat ini. Apalagi kalau melihat peta kekuatan politik yang ada saat ini, kekuatan Jokowi sangat powerfull.

Jebakan maut terhadap Presiden Jokowi dengan berbagai rasionalisasi untuk maju tiga periode bisa menjadi batu sandungan. Sesungguhnya bangsa ini tidak kekurangan kader bangsa terbaik yang bisa meneruskan cita-cita Presiden Jokowi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News