Jebakan Utang
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Operasi mereka sering melibatkan nilai miliaran dolar dari proyek-proyek multinasional.
Mereka menyalurkan dana dari Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB), dan organisasi bantuan lainnya menjadi dana korporasi raksasa.
Cara kotor yang dipakai antara lain rekayasa laporan keuangan yang menyesatkan, praktik penyuapan, pemerasan, dan skandal seks.
Para agen juga tidak segan membuat rencana pembunuhan yang keji.
Perkins memainkan peranan yang telah menentukan dimensi baru yang mengerikan dalam perang ekonomi di era globalisasi ini.
Para agen ini bekerja berdasarkan pesan sponsor dari negara adikuasa yang berniat mewujudkan sebuah imperium global untuk melakukan penyesatan skema ekonometrik agar hasil forekasnya, memenuhi syarat untuk memperoleh dana bantuan yang lebih menyerupai utang yang menjerat dan mencekik negara penerima.
Dana pinjaman yang begitu besar jumlahnya itu dikucurkan oleh negara kreditor melalui agen dengan tujuan utama sebagai alat untuk mencengkeram negara bersangkutan.
Ketika sudah berada dalam cengkeraman utang maka negara itu menjadi target yang lunak ketika negara kreditor membutuhkan apa yang dikehendakinya, seperti pangkalan militer, suara di PBB, serta akses yang mudah untuk mengeksplorasi sumber daya alam, minyak bumi, gas, dan emas, yang dimiliki negara penerima utang.
Utang yang menjebak itu disebut sebagai utang najis atau odious debt yang selalu menjebak negara-negara miskin. Waspada jebakan utang.
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- ICIIS 2024 Sukses, Shan Hai Map Optimistis Iklim Investasi Indonesia Makin Baik
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- BNI Usul Pembentukan Panitia Kreditor Seusai Sritex Pailit
- PKN Membantu Pemerintah untuk Mengentaskan Masalah Stunting