Jebakan Utang
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Dana korporasi global ini disalurkan melalui perusahaan Amerika dalam proyek perekayasaan dan konstruksi. Perkins menyebut di antaranya perusahaan multinasional Bechtel, Halliburton, dan Stone & Webster.
Salah satu eksekutif Halliburton adalah Dick Cheney, wakil presiden Amerika Serikat di era George Bush senior.
Namun, tidak semua pemerintahan tunduk pada model corporatocracy yang dibangun para agen ini.
Menurut Perkins, terdapat dua penguasa elite politik yang secara berani dan tegas menolak perselingkuhan bisnis dan politik dengan agen ini. Mereka adalah Presiden Panama, Omar Torrijos, dan Presiden Ekuador, Jaime Roldos.
Mirip dengan adegan film mafia yang kejam, operasi pembunuhan pun dirancang untuk menyingkirkan mereka.
Para pembangkang kepentingan korporatokrasi ini dieksekusi mati secara tragis pula. Keduanya tewas dalam suatu kecelakaan pesawat terbang yang diledakkan dengan bom, dan tabrakan mobil yang mengerikan.
Perkins secara jujur meyakini bahwa kematian mereka bukan kecelakaan biasa karena human error seperti yang muncul di media, tetapi ada tangan terselubung dan sangat rahasia yang dimainkan CIA.
Mereka dihabisi karena menentang keinginan para pemimpin korporatokrasi, pemerintah negara adikuasa, dan perbankan yang berkehendak membentuk imperium global.
Utang yang menjebak itu disebut sebagai utang najis atau odious debt yang selalu menjebak negara-negara miskin. Waspada jebakan utang.
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- ICIIS 2024 Sukses, Shan Hai Map Optimistis Iklim Investasi Indonesia Makin Baik
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- BNI Usul Pembentukan Panitia Kreditor Seusai Sritex Pailit
- PKN Membantu Pemerintah untuk Mengentaskan Masalah Stunting