Jebakan Utang
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Berkaca pada kisah Perkins ini bisa dibayangkan bagaimana operasi besar yang dilakukan para agen itu di seluruh dunia.
Perkins sudah memberikan indikasi bahwa Indonesia pun menjadi target operasi para agen di masa lalu. Tidak mustahil, operasi ala Perkins itu masih terus berlangsung sampai sekarang di Indonesia.
Kalau dulu agen-agen yang beroperasi itu kebanyakan dari Eropa dan mewakili lembaga keuangan Eropa, sekarang peta sudah bergeser ke China.
Petinggi Intelijen Inggris M16 mengingatkan bahaya jebakan utang oleh China yang menyasar negara-negara di Asia Afrika melalui program jalan sabuk sutera, silk belt road.
Dengan program itu China akan mendominasi sambungan infrastruktur di seluruh dunia sebagaimana yang pernah dilakukan China semasa menguasai jalur sutera pada abad ke-19.
China menjadi negara yang paling ekspansif ketika itu dengan mengirim ekspedisi maritim ke seluruh dunia jauh sebelum kekuatan maritim Eropa melakukan ekspedisi yang sama.
Kekuatan dan kapasitas ekspedisi maritim China puluhan kali lipat dibanding dengan kapasitas ekspedisi maritim Eropa.
Mengapa China tidak menjadi kekuatan kolonial sebagaimana negara-negara Eropa menjadi kolonialis? Salah satu jawabnya adalah konsolidasi internal China ketika itu belum mapan.
Utang yang menjebak itu disebut sebagai utang najis atau odious debt yang selalu menjebak negara-negara miskin. Waspada jebakan utang.
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- ICIIS 2024 Sukses, Shan Hai Map Optimistis Iklim Investasi Indonesia Makin Baik
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- BNI Usul Pembentukan Panitia Kreditor Seusai Sritex Pailit
- PKN Membantu Pemerintah untuk Mengentaskan Masalah Stunting