Jeffrey Adrian, Pilot Senior Garuda, tentang Kerawanan Penerbangan di Indonesia

Frekuensi Sering Terganggu Lagu Dangdut atau Phone Sex

Jeffrey Adrian, Pilot Senior Garuda, tentang Kerawanan Penerbangan di Indonesia
Jeffrey Adrian di depan pesawat milik Mike Goulian, salah seorang pilot Red Bull Air Racing World Championship, dalam seri di Perth, Australia. Foto: Adrian Aerosports for Jawa Pos
Menurut dia, musik tersebut berasal dari frekuensi radio penyiaran umum yang sangat kuat sehingga merembes ke frekuensi penerbangan yang seharusnya aman dari segala gangguan. Dia menduga, saat ini banyak sekali perusahaan radio yang bersaing dengan menguatkan frekuensi penyiaran. "Seharusnya mereka (perusahaan radio) memperbanyak pemancar, jangan menguatkan sinyal," imbuhnya.

Tentu saja itu sangat mengganggu konsentrasi pilot. Apalagi, jika pilot sedang berkomunikasi dengan petugas air tower centre (ATC). "Jadi, kami harus lebih berkonsentrasi," imbuh pria yang meraih predikat pilot dari South Wind Flight Academy di Houston, Amerika Serikat (AS), dua tahun sebelum bekerja di Garuda Indonesia itu.

Bukan hanya radio penyiaran yang kerap nyelonong. Percakapan-percakapan telepon seluler pun masih sering bocor. Bahkan, dia pernah mendengarkan pembicaraan phone sex saat mengendalikan pesawat.

Yang lebih mengerikan, Jeffery mengaku beberapa kali kehilangan sinyal sama sekali alias blind spot. "Inilah yang membuat wilayah penerbangan kita dijuluki wilayah neraka. Kalau sudah masuk ke wilayah Indonesia, pilot asing mengatakan, "kita masuk ke wilayah neraka"," imbuhnya.

BANYAK pilot, terutama pilot asing, yang menganggap wilayah udara Indonesia bak neraka. Frekuensi sering terganggu, bahkan tak jarang blind spot.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News