Jeffry Antono, Pendiri Sekolah Khusus Pembuatan Sepatu
Murid Tak Ingin Ketahuan Satu Guru Satu Ilmu
Jeffry menuturkan, sekolah sepatu itu didedikasikan untuk mengakomodasi kebutuhan industri sepatu nasional yang terus berkembang. ”Saya satu-satunya yang buka kelas profesional. Di tempat lain ada, tapi hanya teknik dasar. Itu juga milik pemerintah,” sebut dia.
Hampir semua pemilik merek sepatu lokal pernah menjadi murid Jeffry. Dia lantas menyebut beberapa merek sepatu terkenal. ”Apple Green, Pakalolo, Yongki Komaladi, Andre Valentino, Homyped, Sophie Martin, Ifa, Piero, dan banyak lagi yang lain, saya sampai lupa,” ungkapnya.
Di awal-awal membuka usaha, banyak pemilik pabrik sepatu yang belajar secara langsung dari pemilik gelar bachelor of science (BSc) modelista-stylista atau sarjana pembuatan dan perancangan sepatu dari Istituto Tecnico Internazionale Arte Calzaturiera, Milan, Italia, itu. ”Bos atau anak bosnya datang ke saya untuk belajar. Sekarang banyak yang sudah terkenal,” tuturnya.
Awalnya, mereka mengetahui kemampuan Jeffry dari mulut ke mulut. Bahkan, sebagian direkomendasikan oleh pihak pembeli (buyer) dari luar negeri agar barang yang dibuat berstandar internasional.
”Seperti bosnya Yongki Komaladi itu, diminta pembelinya untuk belajar ke saya. Rata-rata order naik setelah memakai sampel atau pola yang saya ajarkan,” ujarnya dengan bangga.
Namun, Jeffry mengungkapkan, membuka kelas di rumah tidak bisa secara rombongan. Sebab, kebanyakan pemilik usaha sepatu tidak menginginkan belajar bersama dengan pesaing.
”Meski satunya buka usaha di Bekasi, satunya di Tangerang, tetap saja tidak mau. Mereka tidak ingin terlihat satu guru satu ilmu. Terpaksa harus diatur jadwalnya supaya tidak bersamaan,” ucap dia.
Biasanya, setelah belajar di rumah Jeffry, para bos pabrik sepatu lantas meminta karyawan masing-masing untuk menimba ilmu. Karena itu, Jeffry terpaksa datang ke pabrik-pabrik untuk menularkan pengetahuannya tentang cara membuat sepatu yang benar mulai pola hingga jadi. ”Bertahun-tahun saya sudah kontrak mengajar di pabrik yang membuat Adidas dan Nike,” ungkapnya.
Lembaga pendidikan yang khusus mempelajari sepatu masih sangat sedikit di negeri ini. Namun, sejak 30 tahun lalu, Jeffry Antono, 67, menjadi pionir
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408