Jeffry Antono, Pendiri Sekolah Khusus Pembuatan Sepatu

Murid Tak Ingin Ketahuan Satu Guru Satu Ilmu

Jeffry Antono, Pendiri Sekolah Khusus Pembuatan Sepatu
EKSLUSIF: Jeffry Antono (kiri) mengajari langsung peserta les pembuatan sepatu di kediamannya. Foto: Agus Wirawan/Jawa Pos

Perusahaan yang menjadi subkontraktor Adidas dan Nike di Indonesia berani membayar Jeffry ratusan juta rupiah untuk mengajar karyawan-karyawannya. ”Ada yang kelas basic 60 jam Rp 100 juta, intermediate Rp 130 juta, hingga kelas advance Rp 240 juta,” tutur dia sambil memperlihatkan salinan kontrak mengajar di PT Panarub dan PT Adis Dimension untuk 2015.

Karyawan yang diajarnya tidak hanya berasal dari tingkat manajemen, tapi juga bagian penting lain seperti, pembuat pola (pattern development), pembuatan sampel (sample making), hingga bagian pemasaran (marketing). ”Mereka ini tim untuk negosiasi dengan buyer, membuat satu piece untuk sampel. Kalau tim itu tidak dilengkapi pengetahuan yang cukup, bicara dengan buyer tidak akan nyambung,” ucap dia.

Kelas advance, papar Jeffry, khusus mempelajari pembuatan sepatu model moccasin yang memiliki tingkat kesulitan tinggi. Sebab, sepatu jenis itu dibuat hampir tanpa sambungan seperti sarung tangan yang dimasukkan ke kaki. ”Polanya harus tepat, tidak boleh bergelombang karena kaki tidak simetris. Dari ujung sampai belakang, ada besar ada kecil. Jadi, harus sempurna,” tegasnya.

Dia mengaku tahun ini mulai kembali sibuk mengajar di pabrik-pabrik sepatu. Sebab, pesanan dari luar negeri terus meningkat. Hal itu terjadi karena upah minimum regional (UMR) di Tiongkok terus melambung.

Saat ini, papar Jeffry, UMR di Tiongkok sekitar USD 500 per bulan. ”Banyak buyer asing yang mengalihkan pesanan ke Indonesia daripada bayar UMR tinggi di Tiongkok,” lanjut dia.

Di sisi lain, beberapa perusahaan asing seperti Adidas dan Nike menilai kualitas sepatu yang dibuat di Tiongkok maupun Vietnam jauh di bawah Indonesia. Bahkan, beberapa mantan murid Jeffry yang bekerja di Vietnam kembali ke Indonesia. ”Menurut buyer, produksi Tiongkok dan Vietnam banyak keriput sana sini. Ongkos produksi juga mahal,” tambahnya.  

Keahlian Jeffry dalam membuat sepatu terdengar sejak lama. Beberapa foto di rumahnya menunjukkan bahwa pria itu sudah dikenal oleh pejabat-pejabat zaman Orde Baru. Banyak kalangan artis dan istri pejabat yang memesan sepatu kepadanya. ”Keluarga Cendana dulu sering pesan sepatu, terutama Mbak Tutut. Saya pergi ke rumahnya, bawa sampel-sampel dan untuk ukur kakinya,” terang dia.

Jeffry mengklaim sebagai orang Indonesia pertama yang kuliah pembuatan sepatu langsung di Italia. Untuk menyelesaikan studi mulai 1981 hingga 1984 itu, dia mengaku mengeluarkan ongkos setara tiga mobil terbaru.

Lembaga pendidikan yang khusus mempelajari sepatu masih sangat sedikit di negeri ini. Namun, sejak 30 tahun lalu, Jeffry Antono, 67, menjadi pionir

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News