Jejak Juhanda, dari Lapas Tangerang Hingga Mengebom Gereja di Samarinda

Jejak Juhanda, dari Lapas Tangerang Hingga Mengebom Gereja di Samarinda
Juhanda yang diduga menjadi pelaku pengeboman Gereja Oikumene di Samarinda. Foto: SAIPUL ANWAR/KALTIM POST/JPNN.com

Ketua RT 04 Kelurahan Sengkotek, M Abdul Malik, mengatakan bahwa Jo datang pada 2014.

Dia dibawa seseorang yang biasa akrab disapa Pak Pri, warga Kelurahan Harapan Baru, Loa Janan Ilir.

Abdul hanya tahu, Jo tiba-tiba menjadi marbot di masjid tersebut.

Dia mengaku, menerima informasi warga baru dari Polsekta Samarinda Seberang. “Jadi, tidak lapor langsung ke saya,” ungkapnya.

Namun, warga disebut telah lama menduga kelompok Juhanda adalah barisan radikal. Namun, tak ada bukti yang menguatkan tengara itu.

“Kami tidak bisa apa-apa. Tapi, saya selalu berkoordinasi dengan aparat keamanan,” ujarnya.

Mengenai masjid tanpa nama, Abdul mengatakan, dulu rumah ibadah itu bernama Al Mujahiddin.

“Saat saya pindah ke sini pada 1999, masjid sudah ada,” ungkapnya.

SAMARINDA - Sejam setelah ledakan bom molotov di gereja Oikumene di Samarinda pada Ahad (13/11), polisi mendatangi sebuah bangunan bercat putih,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News