Jejak Nur Said yang Tertinggal di Rumah Pasangan Hartoyo-Suryani
Datang Saat Musim Tembakau, Telepon Suruh Anak
Senin, 27 Juli 2009 – 09:03 WIB
Lantas, di mana mereka? Menurut Hartoyo, keluarga adik iparnya itu selalu berpindah tempat. Kadang di Semarang dan kadang di Klaten. "Kalau persisnya, saya tidak tahu. Soalnya, ngoborlnya selalu sama si Muna," tambahnya. Saat berbicara lewat handphone itu pun tidak pernah berbicara macam-macam selain bertanya soal kabar keluarga.
Hartoyo lantas menceritakan pertemuannya dengan Nur Said setahun lalu. Tepatnya sebelum Lebaran tahun lalu dan di Temanggung saat itu musim tembakau (Temanggung memang dikenal sebagai penghasil tembakau terbesar di Jateng, selain Boyolali).
Hartoyo ingat betul bahwa saat itu Nur Said bersama Muna. Nur Said datang tergopoh-gopoh dengan membawa sepeda motor yang rantainya rusak. Dia meminta tolong Hartoyo untuk membetulkan rantai motornya itu. "Biasa, kalau musim tembakau, dia mampir ke sini. Saat itu dia bilang rantai sepeda motornya kendur," kata dia.
Saat itu Nur Said juga sempat masuk rumah Hartoyo, tapi hanya sebentar. "Dia masuk, makan, dan ketemu istri saya. Selesai makan, (dia) keluar lagi. Dan, itu berjalan sekejap," tambah petani tembakau itu.Dalam pertemuan "sekajap" itu, Nur Said juga meminta maaf tidak bisa datang pada acara pernikahan anak Hartoyo. Ketika itu, Hartoyo memang akan menikahkan putrinya.Nur Said juga bercerita sedang sibuk dengan profesinya sebagai tukang kunci dan kacamata. Ada dua tempat yang menjadi sasaran bisnis Nur Said. Yaitu, di Boja, Kabupaten Semarang, dan di Klaten.
"Tidak ada keluarga Temanggung yang sering ke sana (rumah Nur Said, Red). Cuma, saat saya silaturahmi ke saudara di Weleri (Semarang) dan adik istri saya di Kendal, kami mampir ke rumah Said di Boja itu," tutur Hartoyo. Namun, dia hanya bertemu dengan Dwi Pratiwi, istri Nur Said. Yang juga diingat Hartoyo dari kunjungan Nur Said adalah permintaan Muna kepada dirinya. Keponakannya itu meminta sepatu dan tas. "Muna bilang, ?Pak Dhe (paman), kalau saya naik kelas dan ranking satu, saya dibelikan tas sama sepatu ya?," kata Hartoyo yang mengaku sedih jika ingat permintaan tersebut karena hingga sekarang belum terlaksana.
Nur Said sebenarnya tidak benar-benar "menghilang" dari pergaulan keluarga. Dia sering berkomunikasi dengan Hartoyo, kakak
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408