Jejak Perempuan Tangguh Rokatenda Menenun Kain dan Membangun Asa di Pengungsian
Bagi eks pengungsi Rokatenda, Maumere menyuguhkan pengalaman baru yang tak terbayangkan sebelumnya. Pasar juga merupakan hal anyar bagi mereka.
“Pertama kali kami ke Maumere, kami baru tahu kain tenun itu bisa untuk dijual. Kami juga baru tahu pasar itu seperti apa ketika kami di sini,” tuturnya.
Awalnya, Erni dan penenun lainnya mencoba menjual hasil tenunan mereka di pasar. Namun, tenunan ibu-ibu Rokatenda itu tak serta-merta laku.
"Kami hanya diam saja dan tidak tahu bagaimana caranya berjualan. Kami lihat tenunan orang lain laku, tetapi punya kami tidak laku,” lanjutnya.
Dari situlah mereka belajar. Mau tak mau, Erni dan penenun lainnya harus bisa menjual tenunan mereka.
Erni bersama rekan-rekannya kembali ke pasar yang sama pada hari selanjutnya. Namun, mereka tidak lagi hanya menggelar tenunan lalu berdiam diri.
Menurut Erno, dirinya dan ibu-ibu penenun asal Rokatenda mencoba menarik perhatian pembeli.
“Kami memberanikan diri ikut orang ke pasar dan belajar cara transaksi jual beli. Kami harus belajar bagaimanapun caranya bisa menjual tenunan dan menafkahi suami, anak, memenuhi kebutuhan rumah tangga," kata Erni.
Jejak perempuan tangguh Rokatenda menenun kain dan membangun asa di pengungsian. Simak selengkapnya.
- Survei LKPI: Elektabilitas Melki-Johni Kalahkan Dua Rivalnya
- Jelang Pencoblosan, Melki-Johni Unggul di Pilgub NTT Versi Survei WRC
- Survei LPMM: Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma Ungguli 2 Rivalnya
- Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi Setinggi 5.000 Meter
- Bank Mandiri Segera Bergerak Bantu Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi di NTT
- Musim Penghujan Dimulai, Awas Bencana Hidrometeorologi