Jelang 2022, Pemerintah Masih Ada Pekerjaan Rumah Capai Target Energi Terbarukan
20
jpnn.com, JAKARTA - Upaya dan komitmen pemerintah Indonesia untuk transisi energi terbarukan dan mengatasi dampak perubahan iklim sudah cukup positif.
Namun, menurut Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa masih banyak pekerjaan rumah untuk mencapai tujuan itu. Komitmen saja tidak cukup, butuh kerja nyata agar transisi energi terwujud.
Fabby mengatakan pembicaraan mengenai transisi energi dari energi kotor ke energi terbarukan mulai naik daun pada 2021 sehingga memengaruhi beberapa kebijakan.
Antara lain, pemerintah mengumumkan rencana mencapai dekarbonisasi pada 2060, tidak ada lagi pembangunan PLTU, dan rencana mempensiunkan dini PLTU.
Kemudian, pemerintah menetapkan porsi energi terbarukan lebih besar dari fosil dalam RUPTL 2021-2030.
“Ini menunjukkan perubahan paradigma pemerintah, yang tadinya bertumpu pada fosil kemudian transisi energi dengan memperbanyak kapasitas energi terbarukan,” kata Fabby.
Fabby mencatat pemerintah memiliki banyak pekerjaan rumah untuk mewujudkan transisi energi.
Sebanyak 900 MW tambahan kapasitas energi terbarukan masih jauh di bawah target. Seharusnya pada 2002-2025 Indonesia menambah 14 ribu MW untuk mencapai target 23% energi terbarukan.
Tercatat pemerintah memiliki banyak pekerjaan rumah untuk mewujudkan transisi energi, terutama menuju energi terbarukan.
- Presiden Prabowo Resmikan PLTGU Jawa-1, Wujud Hilirisasi dan Transformasi Energi
- Prabowo Resmikan 37 Proyek Kelistrikan, 6 Dikelola PLN UIP KLT
- Edukasi dan Dukung Energi Bersih, PIS Tanam Pohon dan Pasang PLTS di SMPN 2 Cilegon
- ADSW 2025: Pertamina NRE Komitmen jadi Penggerak Utama Transisi Energi di Indonesia
- MPR Goes to Campus Dimulai, Eddy Soeparno Mengampanyekan Urgensi Transisi Energi
- Polisi Ringkus Pencuri Kabel di Areal PLTU Sumsel