Jelang Australia Day, Akun FB Warga Aborijin Populer Diretas
Pengelola akun Facebook sebuah komunitas warga Aborijin yang populer mengklaim bahwa laman akun media sosial mereka telah diretas dan untuk dinon-aktifkan menyusul terjadinya serangan peretasan yang mereka yakini bermotif rasial.
Akun Facebook "Blackfulla Revolution" diluncurkan pada tahun 2014 dan memiliki 157.000 pengikut sebelum akun itu dinon-aktifkan pada Kamis (11/1/2018) lalu.
Materi-materi yang diunggah ke laman akun Facebook itu terfokus pada advokasi dan isu-isu masyarakat Aborijin seperti kesehatan dan pendidikan. Laman Facebook itu juga digunakan untuk mengorganisir demonstrasi.
Salah seorang pengelola laman itu, Les Thomas mengatakan kepada ABC tentang waktu kejadian peretasan -yang hanya sekitar dua minggu sebelum Hari Australia (Australia Day) – ini mencurigakan.
Dengan menggunakan hashtag #whitepride, sebuah materi yang diunggah oleh kelompok yang menamakan diri "Brothers Unite" memuji keberhasilan mereka telah yang berhasil menghapus laman akun Facebook ‘Blackfulla Revolution’, dengan mengatakan "sekarang orang-orang bodoh itu harus memulai dari awal lagi.”
Namun demikian, halaman tersebut kembali muncul Sabtu (13/1/2018) kemarin, hanya saja kali ini admin asli dari laman tersebut mengaku tidak bisa mengakses situs mereka sendiri.
Salah satu administrator Brothers Unite mengatakan kepada ABC bahwa mereka tidak memiliki catatan mengenai materi yang diunggah di laman akun Facebook ‘Blackfulla Revolution’, yang mereka katakan laman mereka digunakan untuk membahas masalah laki-laki.
"Saya memulai laman Facebook ini beberapa minggu yang lalu sebagai sebuah komunitas bagi pria untuk membicarakan masalah seperti kesehatan mental, dan apa yang mereka lakukan pada akhir pekan," kata mereka.
"Saya tidak memiliki catatan tentang unggahan materi tersebut dan diskusi di grup kami tidak bersifat rasis sehingga semuanya mengejutkan saya."
Brothers Unite adalah kelompok tertutup yang beranggotakan sekitar 3.500 orang. Sebuah penyelidikan mengenai laman tersebut yang dilakukan oleh ABC tidak menemukan tulisan bernada rasis.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata