Jelang Kedatangan Pasukan Turki, Akademi Militer Libya Hancur Dibom

Jelang Kedatangan Pasukan Turki, Akademi Militer Libya Hancur Dibom
Pasukan pemberontak pimpinan Jenderal Khalifa Haftar mengepung ibu kota Libya, Tripoli. Foto: Reuters

jpnn.com, TRIPOLI - Rencana Turki mengirim pasukan ke Libya langsung meningkatkan tensi konflik di negara Afrika Utara tersebut. Kemarin, Sabtu (4/1) malam, sedikitnya 30 orang tewas dan 33 lainnya akibat serangan udara yang menghantam akademi militer di Tripoli.

Tripoli, yang berada di bawah kendali Pemerintahan Kesepakatan Nasional (GNA), telah dikepung kubu Tentara Nasional Libya (LNA) pimpinan Khalifa Haftar sejak April lalu. Namun, serangan udara dan gempuran telah meningkat di Tripoli dalam beberapa pekan belakangan ini.

Sementara itu, kekhawatiran muncul bahwa ketegangan bisa meningkat setelah parlemen Turki, melalui hasil pemungutan suara, mengizinkan pengerahan pasukan dengan bantuan GNA.

Menteri Kesehatan GNA Hamid bin Omar sebelumnya mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa jumlah orang yang meninggal dan cedera masih akan bertambah. Juru bicara dinas ambulans Tripoli Osama Ali mengungkapkan bahwa beberapa bagian tubuh belum dapat dihitung oleh para pakar forensik.

Kementerian Luar Negeri GNA telah meminta agar Haftar dan para pembantunya dihadapkan ke Mahkamah Kejahatan Internasional atas dakwaan melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Pihak kementerian juga akan meminta Dewan Keamanan PBB untuk menggelar sidang darurat guna membahas dugaan kejahatan tersebut.

Turki mengutuk serangan itu dan mengatakan masyarakat internasional perlu mengambil langkah-langkah untuk membantu mewujudkan gencatan senjata. (ant/dil/jpnn)

Rencana Turki mengirim pasukan ke Libya langsung meningkatkan tensi konflik di negara Afrika Utara tersebut.


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News