Jelang Lebaran, Mamin Impor Naik
Rabu, 13 Juli 2011 – 04:24 WIB
"Ditambah, produk kadaluarsa yang dikemas ulang dengan menggunakan kemasan sama atau bekas maupun memakai kemasan plastik polos. Serta, produk impor ilegal yang tanpa disertai dengan ijin edar berupa ML atau tanpa keterangan Bahasa Indonesia," ucap dia.
Baca Juga:
Untuk itu, pihaknya mengimbau agar konsumen membeli produk produksi dalam negeri karena lebih terjamin. Kendati demikian, tetap teliti sebelum membeli dengan memastikan adanya izin edar yang ditetapkan Badan POM. Di antaranya registrasi MD untuk produk dalam negeri, ML untuk produk luar negeri dan PIRT (pangan industri rumah tangga) untuk produk UKM.
Sementara itu, menurut data nilai impor berdasar negara muat barang menunjukkan nilai impor terbesar berasal dari Malaysia senilai USD 27,81 juta dengan kontribusi 24,7 persen. Kemudian disusul Tiongkok senilai USD 14, 50 juta dengan persentase 12,9 persen, Thailand senilai USD 11,47 dengan kontribusi 10,2 persen dan Singapura senilai USD 8,88 juta dengan kontribusi 7,9 persen.
"Untuk itu, daya saing mamin Indonesia perlu terus didorong agar bisa bersaing di pasar dalam negri dan pasar ekspor," tandasnya. (res)
JAKARTA - kenaikan impor makanan minuman untuk lebaran diperkirakan terjadi sejak Mei lalu. Pasalnya, tercatat ada kenaikan signifikan pada bulan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Gelar Operasi Gempur II, Bea Cukai Ajak Masyarakat Berantas Rokok Ilegal
- Pegadaian 123 Go! Bersiap Meluas dengan Bank Emas
- Kadin Luncurkan White Paper, Strategi Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi 8%
- Hasil Uji Lab Lemigas Menyatakan Kualitas Pertamax Memenuhi Spesifikasi Dirjen Migas
- Dukung Swasembada Pangan nasional, PTPN Inisiasi Program PSR Intercropping Padi
- Begini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Agar Berorientasi Ekspor