Jelang Lebaran, Mamin Impor Naik

Jelang Lebaran, Mamin Impor Naik
Jelang Lebaran, Mamin Impor Naik
"Ditambah, produk kadaluarsa yang dikemas ulang dengan menggunakan kemasan sama atau bekas maupun memakai kemasan plastik polos. Serta, produk impor ilegal yang tanpa disertai dengan ijin edar berupa ML atau tanpa keterangan Bahasa Indonesia," ucap dia.

Untuk itu, pihaknya mengimbau agar konsumen membeli produk produksi dalam negeri karena lebih terjamin. Kendati demikian, tetap teliti sebelum membeli dengan memastikan adanya izin edar yang ditetapkan Badan POM. Di antaranya registrasi MD untuk produk dalam negeri, ML untuk produk luar negeri dan PIRT (pangan industri rumah tangga) untuk produk UKM.

Sementara itu, menurut data nilai impor berdasar negara muat barang menunjukkan nilai impor terbesar berasal dari Malaysia senilai USD 27,81 juta dengan kontribusi 24,7 persen. Kemudian disusul Tiongkok senilai USD 14, 50 juta dengan persentase 12,9 persen, Thailand senilai USD 11,47 dengan kontribusi 10,2 persen dan Singapura senilai USD 8,88 juta dengan kontribusi 7,9 persen.

"Untuk itu, daya saing mamin Indonesia perlu terus didorong agar bisa bersaing di pasar dalam negri dan pasar ekspor," tandasnya. (res)

JAKARTA - kenaikan impor makanan minuman untuk lebaran diperkirakan terjadi sejak Mei lalu. Pasalnya, tercatat ada kenaikan signifikan pada bulan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News