Jelang Pertemuan Bersejarah, Trump Kirim Anak Buah ke Korut
jpnn.com - Bagi Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, pertemuan 12 Juni nanti akan menjadi yang pertama.
Sebelumnya, dua pemimpin yang sama-sama nyentrik itu tidak pernah bertemu muka. Baik dalam pertemuan empat mata maupun pertemuan tingkat dunia.
Karena itu, wajar masyarakat internasional sangat mengharapkan pertemuan bersejarah tersebut tidak batal seperti yang sempat diumumkan Trump pekan lalu.
Kemarin Gedung Putih mengumumkan bahwa delegasi AS telah tiba di Korut. Tepatnya di Desa Panmunjom sisi Korut. Delegasi itu dipimpin Duta Besar AS untuk Filipina Sung Kim.
Di Pyongyang, delegasi AS tersebut langsung bertemu tim khusus Korut. Mereka membahas segenap rangkaian acara 12 Juni dengan detail. Tidak jelas apakah dalam kesempatan itu mereka juga membahas rencana kedatangan Moon.
Washington Post menyebutkan bahwa pertemuan penting itu akan berlangsung dua hari sampai hari ini (29/5). Dalam tim yang dipimpin Sung Kim itu, ada Randall Schriver, petinggi Pentagon, dan Allison Hooker, pakar Korea pada Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
”Delegasi AS bertemu Wakil Menteri Luar Negeri Korut Choe Son Hui dan timnya.” Demikian bunyi keterangan Gedung Putih.
Secara terpisah, tim logistik AS yang tiba di Singapura pada Minggu (27/5) mulai merancang pengamanan dan meninjau lokasi pertemuan. Kepada Associated Press, Gedung Putih mengatakan bahwa tim logistik itu diketuai Joe Hagin.
Bagi Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, pertemuan nanti akan menjadi yang pertama. Pertemuan bersejarah
- Donald Trump Berkuasa Lagi, Jenis Kelamin Bakal Jadi Urusan Negara
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Kloning Javier
- Investor Ketar-Ketir soal Perang Dagang, Rupiah Hari Ini Ditutup Ambruk 58 Poin
- Kebijakan Donald Trump Berpotensi Bikin Produsen Mobil Dunia Boncos
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS