Jelang Pilgub, Gubernur Isyaratkan KPU Sultra Terpecah
Jumat, 30 Desember 2011 – 18:05 WIB
Nur Alam lebih memilih membahas soal Pilkada Buton. Dia mengatakan, biasanya yang jadi sengketa di suatu Pilkada yakni karena hasil dan proses. Namun di Pilkada Buton, yang jadi sengketa justru pra proses. Padahal, legal standingnya tidak ada. Dia pun mempertanyakan tanggung jawab KPU Buton, akibat kelalaian mereka yang kemudian menyebabkan kerugian negara.
Baca Juga:
Pasangan Saleh Lasata itu sempat menyinggung, soal adanya kecurigaan orang-orang terhadap dia di Pilkada Buton. "Di PSU Buton disinyalir gubernur mengada-ada. Padahal, gubernur hanya memfasilitasi," jelasnya.
Dia mengingatkan, agar dalam menentukan anggaran Pilkada, baik Pemda maupun KPU harus benar-benar menetapkan anggaran dengan perhitungan yang matang, bahkan kalau bisa dianggarkan untuk 2 putaran. Sebab, peraturan perundang-undangan, mewajibkan pemerintah menyiapkan anggaran yang diajukan KPU.
"Jangan sampai seperti di Bombana. Incumbent terlalu percaya diri. Ada anggaran yang sisa, tapi incumbent hanya menjadwalkan untuk tahap pertama. Begitu mau revisi, sudah lewat tahun anggaran, makanya panjanglah waktu Penjabat," tandasnya. (dri/awa/jpnn)
KENDARI - Gubernur Sultra, Nur Alam, tampaknya mencium aroma keretakan sesama anggota KPU Sultra. Buktinya, Nur Alam sampai menyiggung masalah itu,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Akun Medsos PJ Bupati Temanggung Diserang Warganet: Stop Cawe-Cawe
- 3 Pejabat di Banggai Diduga Langgar Aturan Netralitas ASN, Gakkumdu Ancam Jemput Paksa
- Aktivis Dorong Semua Pihak Mewujudkan Pilkada Maluku Utara Aman dan Nyaman
- Hasto Bakal Kirim Buku Pak Sabam Biar Ara Sirait Melakukan Perenungan
- Prabowo Seorang Kesatria, Harus Tegas Hadapi Cawe-Cawe Jokowi di Pilkada
- Tuduh Ara Bermain SARA di Pilkada Jakarta, PDIP Bakal Tempuh Langkah Hukum