Jelang Pilkada, Guru Honorer jadi Primadona
jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo mengungkapkan, saat ini guru honorer menjadi primadona bagi para calon kepala daerah.
Masing-masing pasangan calon dan tim suksesnya berusaha meraih simpati guru honorer untuk mendapatkan suara.
Yang disesalkan Heru, guru-guru honorer ini hanya dijadikan alat politik. Ketika kursi kekuasaan sudah di tangan, guru honorer dilupakan dan diabaikan hak-haknya mendapatkan kesejahteraan hidup yang layak.
Peran guru honorer dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menurut Heru, sangat strategis. Sebab, banyak wilayah di Indonesia masih mengalami kekurangan guru.
Namun, pemerintah tidak punya cukup anggaran untuk menggaji mereka dengan layak atau mengangkatnya jadi guru PNS.
Di sejumlah daerah, rasio guru-murid masih di bawah standar yang ditetapkan pemerintah sendiri.
"Ini yang membuat mereka mempekerjakan guru-guru itu dengan sistem kontrak berjangka dan hal ini sudah berlangsung bertahun-tahun," kata Heru, Minggu (6/12).
Sistem itu sebenarnya sudah ditentang para buruh dalam dunia industri.
Suara guru honorer hanya diperlukan saat pilkada dengan janji akan mengangkat menjadi PNS, begitu terpilih nasib guru honorer tetap tidak sejahtera
- Jelang Pencoblosan Pilkada, PDIP Jatim Minta Cakada Bisa Ikut Mengawal Suara
- Polisi Bersenjata Kawal Pendistribusian Logistik Pilkada di Inhu
- Hasto Mendengar Informasi Bakal Dijadikan Tersangka di Kasus Absurd
- Herwyn Minta Jajaran Bawaslu Daerah Terus Bangun Komunikasi
- Kampanye Pilkada Berakhir, KPU Kota Bandung Minta Tim Paslon Berpartisipasi Membersihkan APK
- Rocky Gerung Mengajak Anak Muda Menggunakan Nalar Kritis dalam Memilih Pemimpin