Jelang Ramadan, Konsumsi Mamin Naik Pesat
Senin, 17 Juni 2013 – 01:22 WIB

Jelang Ramadan, Konsumsi Mamin Naik Pesat
Di tengah tingginya permintaan domestik, industri mamin masih kesulitan mendatangkan bahan baku impor. Yapto menjelaskan, aturan pemerintah mengenai Angka Pengenal Impor (API) yang baru, malah menyulitkan proses memasukkan bahan baku ke dalam negeri. "Misalnya, untuk industri minuman seperti bahan baku pewarna, serta industri makanan seperti pengembang. Sebagai alternatif, industri memilih menggunakan bahan baku lokal," ujarnya. Industri juga mengikuti ketentuan bahan baku yang diperbolehkan masuk berdasar ketentuan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).
Selain itu, industri mamin juga harus menghadapi derasnya mamin impor. Saat ini, porsi impor sekitar 15-20 persen dari pangsa mamin. Yapto mengatakan, karena ketentuan yang ketat, impor mamin dapat ditekan. Tahun 2009 lalu, porsi impor bisa mencapai 40-50 persen dari keseluruhan market domestik. "Tapi idealnya porsi impor 10 persen sudah cukup. Sebab, kalau kurang dari 5 persen juga tidak bagus bagi industri domestik, karena para pemain di sektor mamin tidak mengetahui perkembangan industri mamin di berbagai negara," katanya. (res/sof)
SURABAYA- Menjelang Ramadan, industri makanan minuman (mamin) mulai panen pesanan. Mereka telah menambah kapasitas produksi untuk menyuplai kebutuhan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 April 2025, UBS dan Galeri24 Sama Saja
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang
- Satgas Ramadan & IdulFitri Pertamina Dinilai Berhasil Memitigasi Lonjakan Permintaan BBM
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi
- PLN IP Siap Penuhi Kebutuhan Hidrogen Sebagai Energi Alternatif Masa Depan