Jelang Tahun Politik, Pimpinan Honorer Mengajukan 2 Tuntutan
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Forum Honorer Indonesia (FHI) Hasbi mengungkapkan menjelang tahun politik, status tenaga non-aparatur sipil negara (non-ASN) menjadi isu yang menjual. Partai politik memanfaatkan honorer untuk mendapatkan suara.
Itu sebabnya dia mengimbau para tenaga non-ASN untuk jeli melihat parpol mana yang betul-betul berpihak kepada honorer.
Dia membandingkan di zaman pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sejuta honorer diangkat menjadi PNS.
Berbeda dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menurut Hasbi, periode pertama Jokowi, malah diberlakukan moratorium CPNS.
Rekrutmen CPNS dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), baru dilakukan di tahun 2018/2019. Artinya, menjelang pemilu 2019.
Periode kedua, pemerintah baru melakukan rekrutmen CPNS dan PPPK 2021. Pemerintah membuka formasi dengan angka fantastis 1,2 juta PPPK dan CPNS.
Faktanya, kata Hasbi, PPPK 2021 yang direkrut hanya 297 ribuan, sedangkan CPNS sekitar 100 ribuan.
Itu pun masih ada guru PPPK 2021 yang belum diangkat resmi alias masih berstatus honorer.
Jelang tahun politik, pimpinan honorer mengajukan dua tuntutan kepada pemerintah, ini isinya.
- 5 Berita Terpopuler: Cermati 11 Ketentuan KepmenPAN-RB 634 soal Honorer TMS & Belum Melamar, Ada Jabatan yang Disorot
- KepmenPAN-RB 634 Tahun 2024 Senjata Honorer TMS & Belum Melamar, Cermati 11 Ketentuannya
- 5 Berita Terpopuler: KemenPAN-RB Punya Info Terbaru, Dirjen Nunuk Bergerak Urus Guru Honorer, tetapi Masih Proses
- 391 Peserta Ikuti SKB CPNS Kota Bengkulu
- Info Terbaru KemenPAN-RB Soal RPP Manajemen ASN
- 5 Berita Terpopuler: Dua Kategori PPPK 2024 dengan Gaji Berbeda, Mulai Berlaku Awal 2025, tetapi Tetap Ada Prioritas