Jelang Wafat, Berwasiat dengan Tulisan Akar Rumput
Sabtu, 17 April 2010 – 00:32 WIB
"Semua bergantung pada pihak keluarga. Kalau saya melihat, tulisan-tulisan beliau ini sangat berharga, khususnya bagi keluarga," jelas bapak dua anak itu.
Menurut Masyhudi, Pak Noer adalah sosok yang tak mengenal kata menyerah. Meski kemampuan fisiknya mulai menurun, dia tak lantas pasrah begitu saja. Penggagas pembangunan Jembatan Suramadu itu tetap berusaha selalu mengikuti perkembangan "di luar" dengan membaca berita di koran atau melihat tayangan di televisi. Kalau toh kesulitan dalam pembacaan, para asistennya akan membantu. Pak Noer memiliki empat asisten. Selain Masyhudi, juga ada Muid Lazuardi, Frizwan S. Faizal Razak, dan Nanang. Mereka siap membacakan berita di koran setiap kali Pak Noer memintanya.
"Meski suka baca berita politik, Pak Noer paling tidak suka berita politisi yang menyerang politisi. Bahkan, empat hari sebelum meninggal saya lihat beliau membaca berita soal makelar kasus Gayus Tambunan," ujar Masyhudi.
Berkat kedekatannya dengan mantan orang nomor satu di Jatim itu, Masyhudi mampu menyelesaikan kuliah S1 di Universitas Muhammadiyah Surabaya. Padahal, dia sempat dropout saat kuliah di program D3 Universitas Airlangga. Tapi, Pak Noer memintanya untuk kuliah lagi hingga selesai S1.
Banyak warisan yang ditinggalkan mantan Gubernur Jatim M. Noer sebelum tutup usia. Selain Jembatan Suramadu yang kini berdiri kukuh, ada pesan moral
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408