Jemaah Umrah yang Pakai Vaksin Ini, tak Perlu Karantina Masuk Arab Saudi

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan jemaah umrah yang mendapat vaksin dengan merek yang diakui oleh Pemerintah Arab Saudi, tidak perlu menjalani karantina.
Hal ini dikarenakan ada perbedaan ketentuan bagi penerima vaksin yang diakui oleh pemerintah Arab Saudi.
Di mana pemerintah Saudi mengakui vaksin Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Johnson & Johnson.
"Bagi jemaah umrah yang datang dari luar dengan menggunakan visa umrah dan telah disuntik dengan vaksin yang diakui oleh kerajaan Arab Saudi dengan dosis lengkap dibolehkan langsung melaksanakan umrah. Tidak diberlakukan penerapan karantina," ujar Yaqut saat rapat kerja Komisi VIII DPR, Selasa (30/11).
Politikus PKB itu menyebutkan untuk vaksin-vaksin yang diakui WHO, jemaah umrah perlu melakukan karantina selama 48 jam.
Tak hanya itu, para jemaah juga perlu menjalani tes PCR dan setelah dinyatakan negatif, sebelum diperbolehkan untuk melaksanakan umrah.
"Kemudian jemaah umrah yang telah disuntik vaksin dosis lengkap dengan vaksin yang diakui WHO diberlakukan karantina tiga hari dan dalam masa karantina itu selama 48 jam akan dilakukan tes PCR dan setelah dinyatakan negatif langsung dibolehkan melaksanakan umrah," lanjutnya.
Gus Menteri -panggilan akrabnya- menyatakan pemerintah Indonesia juga menerapkan sistem one gate policy untuk keberangkatan jemaah umrah ke Arab Saudi.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan jemaah yang disuntik vaksin yang diakui oleh pemerintah Arab Saudi tidak perlu menjalani karantina.
- MIND ID Terima Kunjungan Menteri Perindustrian dan SDM Arab Saudi di Indonesia
- Kementerian P2MI Memfasilitasi Kepulangan 124 Pekerja Migran dari Arab Saudi
- Jalani Umrah, Denada Berdoa Minta Kesehatan untuk Putrinya & Soal Ini
- Berdoa Minta Jodoh, Denada: Kepengin Kalau Boleh
- Menteri Industri Arab Saudi Bakal ke Indonesia, Bahas Kerja Sama Sektor Unggulan
- Al Malik Travel Fest 2025 Ajak Anak Muda Healing ke Tanah Suci