Jembatan Ambruk, Syaukani Tak Tahu

Jembatan Ambruk, Syaukani Tak Tahu
Foto: Kaltim Post/JPNN
Sekarang Syaukani menjalani dua metode terapi. Yakni, untuk fisik agar bisa menggerakkan tangan dan kaki melalui  terapi di kolam renang. Tujuannya agar otot-otot tidak kaku. Ini rutin dilakukan seminggu tiga kali di Kota Tepian.

Terapi di kolam renang dilakukan dengan alat bantu; kursi roda, alat berdiri, dan pelampung. Sedangkan untuk mengembalikan ingatan, selain selalu diajak berbincang, ada juga terapi otak dengan alat khusus.


Peringatan Tuhan

Mantan Gubernur Kaltim Yurnalis Ngayoh juga angkat suara terkait musibah yang mengejutkan publik akhir pekan lalu itu. Kepada media ini, dia meneruskan pesan balasan yang dikirim sebelumnya kepada rekan satu asrama yang sama-sama menuntut ilmu di Jakarta, yang ikut menyampaikan keprihatinan.

Menurut Ngayoh, tragedi itu adalah peringatan dan cobaan Tuhan. "Peringatan, mungkin karena ada perbuatan kita yang tidak benar waktu membangun. Bisa karena ada kesalahan disengaja atau tidak disengaja dalam konstruksi, atau dalam penggunaan dana "oleh petugas atau pejabat yang terkait," katanya.

BALIKPAPAN-Keluarga besar Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari, memilih menyembunyikan tragedi ambruknya Jembatan Kartanegara (Mahakam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News