Jembatan Gantung Teknologi Judesa Buatan Pusjatan Pangkas Akses Warga
Sebelum ada jembatan, akses antardusun tersebut selama ini menggunakan rakit. Apabila banjir, air sungai naik sehingga akses antardusun tersebut terputus.
Kapusjatan Deded P. Sjamsudin menjelaskan teknologi, judesa menggunakan sistem pembangunan satu arah.
Yaitu dengan konsep flying fox menggunakan tali untuk penyeberangan dalam proses pembangunannya. Hal ini memudahkan dalam pembangunannya untuk membuka akses daerah terpencil.
Material jembatan dibuat prefabrikasi dan sistem komponen jembatan modular yang membuat konstruksinya lebih mudah dipasang.
Demikian pula dengan lantai jembatan dibuat secara modular sehingga mempermudah dan mempercepat pemasangannya.
Pemasangannya pun dapat dilaksanakan dengan swadaya masyarakat. Dari segi keamanannya, judesa didukung oleh dua sistem kabel semi independen.
"Kabel utama dan sistem lantainya menahan gaya lateral sehingga jika salah satu kabel mengalami kegagalan, kabel lainnya saling menguatkan," jelasnya.
Sementara itu, Plt Bupati Kabupaten Cianjur Herman Suherman mengatakan, kehadiran jembatan itu sangat dibutuhkan oleh warga masyarakat, terutama untuk anak-anak sekolah.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tidak hanya membangun infrastruktur skala masif, tetapi juga kerakyatan. Salah satunya ialah jembatan gantung.
- Jembatan Gantung di Lubuklinggau Putus, 8 Orang Terluka, Begini Kondisinya
- Prabowo Bakal Berkantor dan Kerja di IKN pada 2028
- Terima Aset BMN dari Kementerian PUPR, Pj Wali Kota: Semoga Bermanfaat Bagi Rakyat Tangerang
- Perkantoran dan Hunian di IKN Sudah Siap Dipakai pada Desember 2024
- Jadi Ketum KAGAMA, Basuki Hadimuljono Berkomitmen Lanjutkan Program Ganjar Pranowo
- Prabowo Lantik Pak Basuki Sebagai Kepala Otorita IKN