Jembatan Kartini Langsung Diaspal tanpa Uji Beban
Selasa, 11 September 2018 – 18:27 WIB

Jembatan Kartini yang dikebut pengerjaannya. FOTO : Jawa Pos
jpnn.com, SURABAYA - Tak kunjung jelasnya penjadwalan load test alias uji beban Jembatan Kartini mengandung konsekuensi. Pelaksana pembangunan mengambil keputusan untuk langsung mengaspal permukaan jembatan. Uji beban biasanya dilakukan setelah pengecoran dan pengaspalan.
Tahapan tersebut dilakukan setelah beton selesai terbentuk. Ketika ditanya tentang tes beban, Dani mengaku tidak tahu-menahu. "Tes beban tidak ada di kontrak saya," ucapnya.
Dengan begitu, tahapan pengaspalan dilakukan sebelum mengetahui kapasitas maksimal jembatan. Sesuatu yang seharusnya diketahui dengan uji beban.
Dani menambahkan, dirinya dan para pekerja hanya akan berfokus menyelesaikan pengerjaan. Jadi, jembatan bisa dipakai setidaknya pada akhir minggu ini. "Kalau tidak terkendala, pengaspalan hanya akan membutuhkan waktu dua hari," tambah Dani.
Jawa Pos pun mencoba mengonfirmasi hal itu ke Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya untuk menanyakan kenapa tes beban tidak dilakukan. Namun, pihak DPUBMP tidak bisa dikonfirmasi.
Pakar bidang struktur dan material baja beton ITS Surabaya Prof Tavio menjelaskan, uji beban merupakan salah satu tahapan vital dalam pengerjaan jembatan. Apalagi, hal itu menyangkut keselamatan dan kenyamanan pengguna jembatan. "Itu dilakukan untuk mengetahui kapasitas maksimal jembatan supaya tidak dilalui kendaraan yang melebihi kekuatan jembatan," jelasnya.
Bukan hanya itu, tes beban juga dilakukan untuk menilai bahan yang digunakan untuk konstruksi. Sebab, jembatan tersebut merupakan fasilitas umum, kualitasnya benar-benar harus dijaga. Agar tidak mencelakakan warga ketika digunakan. "Sudah lah, kalau memang masih ragu tes beban saja," celetuknya.
Bukan hanya itu, tes beban juga dilakukan untuk menilai bahan yang digunakan untuk konstruksi
BERITA TERKAIT
- Resmi Memimpin Jateng, Ahmad Luthfi Tak Sabar Mensejahterakan Masyarakat
- Agung Nugroho Berkolaborasi dengan Pemerintah Pusat Atasi Masalah Infrastruktur & Banjir di Pekanbaru
- ALFI: Tol Serang-Panimbang Bukti Nyata Sinergi Pemerintah & Sektor Infrastruktur
- Sepanjang 2024, KAI Daop 2 Bandung Ganti 20.450 Meter Rel Baru
- Hadir di Indonesia, RIIFO Siap Membangun Infrastruktur Berkualitas
- Optimalkan Pelayanan, LSP Pro DB Ajukan Sertifikasi Jarak Jauh