Jembatan Lantainya Terbuat dari Batu Bacan, tak Ada yang Berani Mencukil

Batu bacan seukuran kuku jari kelingking saja kini dihargai sekitar Rp 1 juta. Apalagi bongkahan-bongkahan batu bacan seperti yang dipasang di jembatan selebar 2,5 meter tersebut. Harganya pasti lebih mahal.
’’Mahal atau tidak, itu bergantung persepsi orang. Karena itu pula, ketika ada yang tanya berapa biaya untuk membangun jembatan ini atau berapa nilai batu bacan di jembatan ini, saya tidak pernah tahu,’’ tegas Abusama.
Legislator dari Partai Golkar itu menambahkan, dirinya tidak pernah menghitung uang yang sudah dikeluarkan untuk membangun dan memelihara jembatan tersebut. Dia juga tidak pernah tergelitik untuk menghitung nilai batu bacan yang terpasang di jembatan yang dibangunnya itu. Yang dipikirkan hanya cara merawat jembatan tersebut agar terus bermanfaat bagi masyarakat.
’’Saya juga ingin terus mempercantik kawasan sekitar jembatan agar tertata lebih rapi sehingga bisa menjadi destinasi wisata,’’ ungkapnya.
Untuk itu, Abusama berniat membebaskan lahan milik warga yang menjadi akses ke jembatan. Dengan begitu, jalan ke jembatan bisa diperlebar.
’’Tentunya agar bisa lebih dilihat. Tidak seperti sekarang, akses dari Amasing Kota begitu sempit sehingga kurang terlihat,’’ tandas keturunan Kesultanan Bacan tersebut. (*/c5/ari)
BANYAK orang memburu batu bacan. Namun, di Pulau Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara, batu hijau itu malah dijadikan lantai jembatan. -----------
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu