Jenazah Kapten Pom Heri Kasmiyadi Jadi ''Saksi'' Pernikahan sang Putri
Pamit Paman, Aku Arep Ngunduh Mantu Lik
Jumat, 22 Mei 2009 – 07:37 WIB
Sejak awal musibah terjadi, keluarga Muhyin memang terus berusaha tabah. Namun, ketika melihat tayangan televisi, tangis mereka sering pecah. ''Gambarnya begitu jelas. Bagaimana pesawatnya hancur. Kami membayangkan bagaimana kondisi anak dan cucu kami saat itu,'' ungkapnya.
Kabar jatuhnya pesawat Hercules bak petir di siang bolong bagi Muhyin dan Endang. Sebab, rencananya, Lemy hendak berbagi kebahagiaan dengan keluarga. Namun, yang datang justru berita duka. ''Mereka mau liburan. Anak saya memang biasa pulang ke sini naik Hercules. Selama ini nggak ada masalah. Tapi, kami terus berusaha tegar,'' ucap Endang yang kemarin mengenakan jilbab merah.
Ibu tujuh anak itu masih terkenang komunikasi terakhir dengan sang anak, Lemy. Ketika hendak berangkat dari Jakarta ke Magetan, Lemy meminta untuk dijemput di Lanud Iswahyudi. Dia ingin membawa anak-anaknya berlibur ke Magetan. ''Dia menelepon pukul 04.50,'' ujarnya.
Asep Dedi Rochman Suharna juga mengalami guncangan hebat atas kematian Lemy dan Ardhya. Sebab, selama ini keduanya yang mengisi hari-hari anggota TNI-AU itu. Asep adalah suami Lemy sekaligus ayah Ardhya.
Berniat mengabarkan rencana pernikahan anaknya, Kapten Pom Heri Kasmiyadi Waluyo tewas sebelum misinya terlaksana. Dia ikut menjadi korban Hercules
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408