Jenazah Koruptor, Diusulkan Tak Perlu Disholatkan
Senin, 28 November 2011 – 11:48 WIB
JAKARTA--Selain mengusulkan ide membentuk kebun koruptor di sebelah kebun binatang, ketua Mahkamah Konstitusi (MK) juga sempat kepikiran agar koruptor muslim yang meninggal, tak usah dishalatkan. Hal itu dinilainya sebagai hukuman yang pantas sebab koruptor merupakan penjahat besar yang tindakannya menyengsarakan rakyat karena hanya mementingkan diri sendiri. Dikatakan Mahfud, usul itu sebenarnya dilakukan secara bercanda di depan puluhan siswa SMA dan mendapat dukungan penuh dari mereka yang mengaku gregetan dengan para koruptor. Lagi pula, daripada kalau libur anak-anak hanya dibawa ke kebun binatang melihat berbagai jenis hewan yang dikerangkeng. Lebih baik sekalian saja diajak ke kebun koruptor yang tempatnya bersebelahan.
"Usul itu (koruptor muslim meninggal tak usah dishalatkan) pernah disampaikan dan didukung para ulama, tapi orang tetap pesimis. Nantinya para koruptor bisa menyuap orang agar kalau mati dishalatkan," kata Mahfud saat dihubungi wartawan, Senin (28/11).
Karenanya, setelah berpikir keras untuk memberikan hukuman yang cocok buat koruptor, lalu pihaknya menemukan ide gila tentang dibentuknya kebun koruptor. "Dipermalukan saja. Bagaimana kalau kita membangun kebun koruptor saja. Isinya para koruptor yang bisa dilihat sebagai objek rekreasi bagi anak-anak sekolah," ujarnya.
Baca Juga:
JAKARTA--Selain mengusulkan ide membentuk kebun koruptor di sebelah kebun binatang, ketua Mahkamah Konstitusi (MK) juga sempat kepikiran agar koruptor
BERITA TERKAIT
- Kasus Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Dipecat dari Polri
- BKN Ingatkan Mulai Hari Ini Cetak Kartu Peserta Seleksi PPPK 2024
- Dijatuhi Hukuman PTDH, AKP Dadang Iskandar Diam Saat Namanya Dipanggil
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Guru PPPK Bisa Mengajar di Sekolah Swasta Mulai 2025
- Budayawan Anggap Jokowi Merusak Peradaban Indonesia, Rakyat Perlu Bergerak
- Lemhannas Berharap Bisa Berkontribusi di Penyusunan Perencanaan Program Pembangunan Nasional