Jenazah Teknisi AirAsia Ditemukan, Kakak Saiful: Alhamdulillah Bisa Dikubur
jpnn.com - Selama 32 hari, akhirnya penantian panjang keluarga Saiful Rahmat terjawab juga. Jasad alumnus SMU 8 Pekanbaru, Riau yang juga teknisi di pesawat naas Air Asia QZ8501 ditemukan. Jasadnya ditemukan di perairan Sendana Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Rabu (28/1).
Laporan: Ryan Edi Saputra, Pekanbaru
Rumah petak sederhana di gang sempit itu terlihat sepi. Di sanalah dulunya Saiful menghabiskan masa kecilnya. Penghuni rumah itu adalah Leli Nurmala (50), kakak tertua Saiful.
''Ibu masih jualan bang, dekat simpang,'' kata anak Leli saat Pekanbaru Pos (Grup JPNN.com) datang, sekitar pukul 15.30 WIB ke rumah Leli, Rabu (28/1).
Baru saja hendak melangkahkan kaki menyusul Leli, terlihat dari kejauhan sosok wanita yang hendak ditemui. Menggunakan jilbab panjang warna hijau, sambil berjalan, Leli terlihat sibuk berbicara menggunakan telepon genggamnya.
Sayup-sayup terdengar Leli menyebut ''Alhamdulillah,''. Saat melihat Pekanbaru Pos sudah menunggu, matanya pun seketika berkaca-kaca. Suaranya bergetar. Menahan tangis.
''Yang nelepon adik saya, si Nunung,'' kata Leli membuka percakapan.
''Katanya jasad Saiful sudah ditemukan,'' tambahnya.
Selang beberapa menit, ponsel Leli kembali berdering. Kali ini adiknya yang tinggal di Jakarta, menghubungi. Kabarnya juga sama. Adik bungsu mereka sudah ditemukan.
''Akhirnya penantian kami selama ini berakhir dan terjawab,'' sebut Leli.
Leli bersama lima adiknya yang lain, sebenarnya sudah berangkat ke Surabaya, ketika mendapat kabar Saiful ada di pesawat naas yang jatuh di laut Karimata itu.
Sejak itulah perasaan mereka bercampur aduk. Mereka harus menguatkan istri Saiful bernama Yeni (36) dan tiga anak-anaknya yang masih kecil.
Anak tertua Saiful bernama Najwa, baru berusia 8 tahun dan masih duduk di bangku SD. Sedangkan Zaumar (5) masih di TK dan Arkan (3) masih balita.
Saiful sendiri menghabiskan masa kecilnya di kota Bertuah. Ia merupakan anak pensiunan TNI AU Pekanbaru. Saiful juga sempat menempuh pendidikan di SD Angkasa, SMP dan SMA 8 Pekanbaru. Hingga akhirnya hijrah ke Bandung, Jakarta dan terakhir di Surabaya.
Untuk membantu tim identifikasi korban Air Asia, pihak keluarga juga harus menjalani tes DNA dan beberapa tes lainnya.
Setiap saat ketika tim Basarnas menyampaikan hasil identifikasi korban yang ditemukan, harapan mereka sirna.
Hari terus berlalu. Karena tak kunjung ada kabar, akhirnya Leli dan adiknya Nunung yang berdomisili di Pekanbaru, memilih pulang terlebih dulu.
''Tapi dengan penemuan ini, jika sudah ada kepastian, kami akan bersiap-siap berangkat ke Surabaya lagi,'' kata Leli.
Sebelum penemuan jasad Saiful, Leli mengaku tidak ada firasat apa-apa. Ia hanya terus berdoa dan berharap, adik lelaki satu-satunya di keluarga mereka itu terdampar di suatu tempat.
''Sekarang jasadnya sudah ditemukan. Apapun kondisinya kami ikhlas. Alhamdulillah, kami bisa menguburkannya dengan baik dan layak,'' kata Leli. (pekanbarupos/jpnn)
Selama 32 hari, akhirnya penantian panjang keluarga Saiful Rahmat terjawab juga. Jasad alumnus SMU 8 Pekanbaru, Riau yang juga teknisi di pesawat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408