Jenderal Amerika: Virus Corona Tidak Memengaruhi Operasi Kami
jpnn.com, WASHINGTON - Amerika Serikat telah menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak di dunia. Namun, wabah mematikan itu sepertinya tidak berpengaruh sama sekali terhadap militer Paman Sam yang tersebar di seluruh penjuru dunia.
"Tidak ada pengaruh terhadap operasi," ujar Jenderal John Hyten, wakil ketua Kepala Staff Gabungan AS kepada AFP, Jumat (27/3).
"Saat ini misi yang sudah berjalan di seluruh penjuru dunia masih dilakukan sesuai dengan rencana yang telah kami susun satu atau dua bulan lalu."
Jika diperlukan, lanjut dia, militer AS selalu siap melakukan penyesuaian-penyesuaian. "Namun, sejauh ini virus corona tidak mempengaruhi misi-misi tersebut," terang dia.
Hyten mengungkapkan, jumlah personel militer AS yang terjangkiti virus corona masih sangat kecil. Karena itu, tidak mempengaruhi kemampuan melaksanakan misi.
Pentagon pada Rabu (25/3) lalu mengumumkan penghentian sementara seluruh pergerakan pasukan AS di seluruh dunia, termasuk penerjunan dan pemulangan personel di medan perang. Langkah ini bertujuan mencegah penularan virus corona di kalangan militer.
Hingga kemarin, Pentagon telah melaprokan 652 kasus virus corona yang meliputi personel militer, pegawai sipil dan kontraktor pertahanan. Seorang kontraktor dan pegawai sipil telah tewas akibat virus tersebut. (AFP/dil/jpnn)
Amerika Serikat telah menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak di dunia. Namun, wabah mematikan itu sepertinya tidak berpengaruh sama sekali terhadap militer Paman Sam
Redaktur & Reporter : Adil
- Amerika Memilih Presiden Baru, Pakar: RI Harus Beradaptasi, Kirim Dubes Berkualitas
- Pilpres Makin Panas, Banyak Warga Amerika Pengin Pindah Negara
- Survei Indikator: China Dipersepsikan sebagai Kawan Terdekat Indonesia
- Berlari dalam Suhu Dingin & Terpaan Angin, Misbakhun Capai Finis Chicago Marathon 2024
- Israel Siapkan Serangan Besar terhadap Republik Islam Iran, Amerika Ikut Dilibatkan
- Amerika Berjanji Tidak Akan Biarkan Israel Jadikan Lebanon seperti Gaza