Jenderal Gatot Sudah Memberikan Maaf
jpnn.com - jpnn.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengadakan pertemuan tertutup dengan Chief of Army Australia Angus Campbell di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, kemarin (8/2).
Pertemuan membahas tindak lanjut persoalan hubungan kerja sama militer dengan Indonesia.
Melalui keterangan resmi, Gatot menjelaskan bahwa kedatangan Chief of Army Australia untuk meminta maaf secara langsung dan menyampaikan hasil investigasi terhadap insiden plesetan Pancasila menjadi Pancagila pada materi pelatihan Australia Defence Force (ADF) di Barak Campbell, Perth, Australia Barat.
Pada pertemuan tersebut, Chief of Army Australia juga menyampaikan bahwa militer Australia akan menghentikan kegiatan pelajaran pendidikan bahasa Indonesia dan melakukan pembenahan internal satuan dan staf, tenaga pengajar, dan personel yang terlibat serta merevisi materi pelajaran.
“Australian Defence Force juga menerapkan sanksi tegas kepada seluruh personel yang terlibat dan bertangggung jawab atas kejadian tersebut, yang berdampak terhadap karier mereka,” katanya Campbell.
Gatot menyayangkan hal tersebut bisa terjadi. Bagi Indonesia, Pancasila adalah ideologi negara.
Sehingga rakyat Indonesia rela mati untuk membela ideologinya. ”Apalagi bagi seorang prajurit TNI. Dan hal itu sangat sensitif dan menyakitkan,” kata Gatot tegas.
Kendati begitu, Gatot tetap menghargai sikap tegas Chief of Army Australia dalam menanggapi insiden tersebut. Gatot juga sudah menerima permohonan maaf militer Australia.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengadakan pertemuan tertutup dengan Chief of Army Australia Angus Campbell di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- 4000 Prajurit TNI Terlibat Judi Online Selama 2024
- Sepakat dengan Menhut, Panglima TNI Siap Kerahkan Personel Jaga Hutan
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia