Jenderal Saleh Beberkan Kejahatan Pilot Anton Gobay di Papua, Astaga!

jpnn.com, JAYAPURA - Pangdam XVII Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Muhammad Saleh Mustafa membeberkan kejahatan yang dilakukan seorang pilot bernama Anton Gobay.
Pilot Anton telah ditangkap pihak berwenang di Filipina pada pekan kemarin.
Menurut Jenderal Saleh, pilot Anton berupaya memasok senjata api untuk kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
"Memang ada laporan terkait senjata api yang dimilikinya yang diduga akan dipasok untuk KKB (kelompok kriminal bersenjata) di Papua, namun sebelum terealisasi Anton Gobay yang berprofesi sebagai pilot itu ditangkap," ujar Pangdam.
"Kami masih mendalami apakah yang bersangkutan pernah memasok senjata api atau ini yang pertama."
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua Kombes Faizal Rahmadani secara terpisah mengatakan dari data yang dimiliki, Anton Gobay pernah ditangkap pada 2014 di Nabire saat sebelum sekolah penerbangan di Manila, Filipina.
Anton Gobay aktif di KNPB (Komite Nasional Papua Barat) Nabire dan punya jaringan ke Sebby Sambon serta KKB.
"Dia baru mau mencoba menjual 12 pucuk senjata api, di antaranya 10 jenis AR 15 yang dikumpulkan di Filipina untuk dijual ke Papua, tetapi belum dipastikan ke kelompok mana karena senjata itu akan dijual ke penawar dengan harga tertinggi," jelas Faizal.
Pangdam XVII Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Muhammad Saleh Mustafa membeberkan kejahatan yang dilakukan seorang pilot bernama Anton Gobay.
- Wamendagri Ribka Haluk Apresiasi Kinerja Pansel DPRP Papua Tengah
- Bupati Pegunungan Bintang Harap Anggaran yang Kena Efisiensi Bisa Dikembalikan
- Yan Mandenas Minta MBG dan Pendidikan Gratis Jangan Dibenturkan
- Ratusan Pelajar di Wamena Demo Tolak Program Makan Bergizi Gratis
- Berulah Lagi, KKB Bakar Gedung SMP di Papua Tengah
- Dana Otsus Papua 2025, Supiori Kebagian Rp 101 Miliar