Jenderal Semut Kebanggaan Bangsa
jpnn.com - SALAH satu masalah yang harus langsung saya hadapi saat diangkat menjadi Menteri BUMN pada akhir 2011 adalah ini: mencari orang yang harus menggantikan Direktur Utama Perum Bulog saat itu, Sutarto Alimoeso. Dia oleh banyak kalangan dinilai kurang baik kinerjanya. Namanya sudah resmi diusulkan untuk diganti.
Maka, saya pun mulai memilah dan memilih. Terpikir oleh saya untuk mengangkat Pak Sofyan Basyir menjadi Dirut Bulog. Tapi, saya merasa alangkah sayangnya kalau Pak Sofyan Basyir harus meninggalkan jabatannya sebagai Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI). Padahal, BRI lagi semangat-semangatnya mengembangkan diri. Terutama untuk menjadi microbanking terbesar di dunia.
Secara pribadi saya juga kasihan kalau Dirut bank besar harus turun kelas, meski tugas negara lagi memerlukannya untuk penyelamatan kecukupan pangan. Tapi, akhirnya saya putuskan: jangan Pak Sofyan Basyir. Beliau harus mewujudkan mimpi besarnya yang tak lain juga mimpi besar kita semua.
Lalu terlintas juga nama Arifin Tasrif, direktur utama PT Pupuk Indonesia. Tapi, dia lagi melakukan pembenahan total di lima pabrik pupuk kita. Pembenahan bidang pupuk juga sangat strategis. Maka, saya pun segera melupakan nama Arifin Tasrif.
Di balik sulitnya mencari calon pengganti Pak Sutarto itulah saya "kembali ke laptop": apakah benar Sutarto harus diganti? Mengapa? Kinerja apa yang kurang? Kurang puas di bagian mananya?
Berdasar pertanyaan-pertanyaan itu saya memutuskan ini: bertemu dulu dengan orang yang namanya Sutarto itu. Saya akan bicara dengan dia dan mencari tahu mengapa kinerjanya dinilai kurang baik.
Dari diskusi itu saya mengambil kesimpulan: orang ini tidak perlu diganti. Orang ini lurus, punya integritas. Mencari orang yang berintegritas lebih sulit daripada mencari orang pandai. Mencari orang jujur lebih sulit daripada mencari orang pintar.
Saya juga melihat orang ini penampilannya sederhana, tidak tampak hedonis, dan punya semangat menyala-nyala. Memang penampilannya mengesankan "gaya orang tua". Tapi, saya bisa menangkap api yang menyala dari mata, kepala, dan hatinya. Gurat-gurat wajah dan ototnya mencerminkan bukan orang yang bossy di belakang meja.