Jenderal Sudirman Gerilya Hanya Bawa 10 Prajurit, Mata-mata Belanda Dihajar
jpnn.com - Mudjiharyono, warga Desa/Kecamatan Karangan, Trenggalek, Jatim, menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri perjuangan Jenderal Besar Sudirman bergerilya mempertahankan kemerdekaan dari serbuan Belanda, 1949 silam. Rumahnya di Desa/ Kecamatan Suruh dijadikan pos tentara yang mengawal Jenderal Sudirman.
ZAKI JAZAI
Suasana perperangan yang mencekam, hingga kerap kali melihat tentara Belanda mondar-mandir dengan persenjataan lengkap. Itu situasi yang pernah dirasakan Mujiharyono, sekitar 68 tahun silam.
Ya, benar kala itu dirinya masih berusia delapan tahun. Mujiharyono harus menyaksikan dan mendengarkan berita peperangan di beberapa daerah.
Sehingga rasa takut pun muncul setiap ada tentara Belanda yang tertangkap dan dihajar.
Kendati demikian, dirinya mampu menghilangkan rasa takut tersebut dan mampu menjaga kerahasiaan Jenderal Besar Sudirman bergerilya dan singgah untuk beristirahat di sekitar rumahnya.
Ketika ditemui Jawa Pos Radar Trenggalek di rumahnya yang terletak di Desa/ Kecamatan Karangan kemarin (16/8), terlihat dirinya sedang bersantai di ruang tamu rumahnya.
Kendati sudah berusia 76 tahun, terlihat dirinya masih cukup sehat, serta seluruh ingatannya mengenai zaman perjuangan yang belum satupun yang terhapus di pikirannya.
Mudjiharyono, warga Desa/Kecamatan Karangan, Trenggalek, Jatim, menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri perjuangan Jenderal Besar Sudirman bergerilya
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408