Jenis Bajakah Mana Penyembuh Kanker? Ada yang Beracun
jpnn.com, PALANGKA RAYA - Temuan tiga siswa SMA Negeri 2 Palangka Raya, Kalteng mengenai tanaman bajakah sebagai obat penyembuh kanker, mendapat perhatian luas di masyarakat.
Menyikapi hal ini, Pemprov Kalteng mengeluarkan larangan eksploitasi bajakah besar-besaran. Alasannya, tanaman bajakah menurut mereka juga bisa membahayakan.
Sekda Kalteng Fahrizal Fitri menyurati BKSDA Kalteng dan bertemu dengan lembaga terkait seperti BalaiKarantina Pertanian di bandara, hingga Angkasa Pura II.
“Intinya untuk menjaga jangan sampai akar bajakah ini diekploitasi lebih besar, ya tentu akibatnya kerusakan habitatnya,” ucapnya saat diwawancarai para awak media usai upacara HUT ke-74 RI di Stadion Sanaman Mantikei, Sabtu (17/8).
Fahrizal mengatakan, berdasarkan karakteristik tanaman, bajakah tidak hidup sendiri. Artinya, tanaman ini dipengaruhi juga oleh lingkungan sekitarnya, butuh tanaman lain yang sifatnya adalah perambat.
BACA JUGA: Ranking PTN 2019: UGM Peringkat 2, UI Terus Merosot, Mengapa ya?
“Karena ini proses penelitian awal, yang juga salah satu kekayaan alam Kalteng, diharapkan kita jaga semuanya,” terangnya.
Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalteng ini mengingatkan, masyarakat agar memperhatikan apakah betul akar bajakah yang diambil itu bisa untuk menyembuhkan penyakit atau sebaliknya. Karena akar bajakah sendiri banyak jenisnya.
Jangan sampai akar tanaman bajakah diekploitasi besar-besaran setelah ada temuan bajakah disebut sebagai obat penyembuh kanker.
- 2 Obat Terapi Kanker Ini Mendapat Izin Edar dari BPOM, Diklaim Terjangkau
- UMKM Binaan Bea Cukai Pontianak Sukses Ekspor Perdana Bajakah ke Taiwan
- Antikemo Baru
- Mengenal Paspor Genomik, Mengandung Data Profil Genetik
- Ini Tiga Jenis Radioterapi untuk Pengobatan Pasien Kanker
- Perhatian! Kaum Pria Rentan Terkena Kanker Kantong Kemih, Ini Penjelasannya