Jepang Berubah dari Kekaisaran Militer Jadi Negara Penjual Fantasi, Apa Pemicunya?
"Sekarang kami menganggap Crunchyroll [layanan streaming anime] sebagai layanan raksasa ini," kata Renato.
"Tapi saat itu, layanan ini hanyalah salah satu dari banyak situs ilegal di mana [penonton] dapat mengunggah episode yang [mereka] inginkan, episode yang baru tayang di TV beberapa jam yang lalu, kemudian episode itu disebarkan di seluruh dunia."
Layanan ini juga membantu menyebarkan reputasi Jepang yang berbeda, seperti yang diceritakan melalui produksi dan ekspor anime.
"Menjadi jelas bagi sebagian besar penggemar anime di Tiongkok kalau 'penghargaan terhadap anime dan budaya Jepang' tidak tergantung pada persepsi pemerintah Jepang dan sejarahnya," kata Jessica.
"Tidak ada gambaran spesifik tentang Jepang dalam anime, tapi orang-orang yang menontonnya tergerak untuk merasa lebih berani secara emosional," kata Renato, "hal ini membuat orang-orang ingin melihat lebih banyak hal dari Jepang."
"Pada akhirnya, bukankah itu merupakan lambang soft power?"
'Tidak pernah ada rencana untuk menaklukkan dunia'
Jepang tidak mungkin mengabaikan potensi soft power anime yang dimilikinya, ketika minat internasional terhadap budaya Jepang meningkat.
"Baru pada tahun 1990an Jepang sadar kalau mereka dapat memanfaatkan budaya populernya, termasuk animasi," kata peneliti sejarah budaya Tets Kimura.
Bagaimana animasi mengubah Jepang yang dianggap jadi ancaman militer saat perang dunia, menjadi negara yang menawarkan fantasi dan impian bagi anak muda
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Dunia Hari Ini: Warga Australia Keracunan Minuman Beralkohol di Fiji
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?