Jepang Berubah dari Kekaisaran Militer Jadi Negara Penjual Fantasi, Apa Pemicunya?
Konsep "Jepang Keren" mulai muncul, kemudian dengan dukungan Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, mereka pun membuat strategi nasional.
Peluncuran Cool Japan Fund senilai $500 juta bertujuan untuk melipatgandakan penjualan konten "Cool Japan" di luar negeri, seperti anime, manga, patung, dan merchandise, dalam waktu lima tahun.
"Jepang kembali menciptakan negara adidaya," kata seorang analis yang menulis untuk majalah Foreign Policy pada awal tahun 2000-an.
"Mulai dari musik pop hingga barang elektronik, arsitektur hingga fesyen, dan animasi hingga masakan, Jepang saat ini terlihat lebih seperti negara adidaya budaya dibandingkan pada tahun 1980-an, ketika masih menjadi negara ekonomi."
Dr Kimura mengatakan Cool Japan bukan murni kebijakan soft power budaya, namun kebijakan ekonomi yang mengandalkan produk budaya.
"Cukup jelas kalau yang ingin mereka lakukan dari kebijakan soft power-nya adalah menghasilkan keuntungan dari ekspor: mereka ingin menjual konten budaya dibandingkan produk manufaktur," katanya.
Banyak dari ekspor budaya ini juga membantu meningkatkan perekonomian lokal di berbagai bidang seperti pariwisata.
Banyak turis berkunjung ke lokasi-lokasi yang digambarkan dalam anime Jepang, misalnya, cerita Makoto Shinkai dengan latar belakang tempat-tempat nyata di Jepang.
Bagaimana animasi mengubah Jepang yang dianggap jadi ancaman militer saat perang dunia, menjadi negara yang menawarkan fantasi dan impian bagi anak muda
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Dunia Hari Ini: Warga Australia Keracunan Minuman Beralkohol di Fiji
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?